Berita Rembang

Ke Mana para Guru saat Siswi SD Dikeroyok dan Dilecehkan di Kelas? Kepsek Bantah Ada Pencabulan

kepala sekolah dasar di Lasem, Rembang, membantah siswi kelas 6 SD di sekolah menjadi korban pelecehan seksual. Menurutnya, hanya guyonan antarteman.

|
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNNEWS
ILUSTRASI Anak korban kekerasan - Kepala sekolah dasar di Lasem, Rembang, membantah siswi kelas 6 SD di sekolah menjadi korban pelecehan seksual. Menurutnya, hanya guyonan antarteman. 

TRIBUNMURIA.COM, REMBANG - Kepala sekolah (kepsek) sekolah dasar (SD) di Lasem, Rembang, membantah ada aksi pencabulan atau pelecehan terhadap siswi di sekolahnya.

Dugaan kasus perundungan, kekerasan, dan pencabulan yang terjadi di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, saat jam sekolah banyak disorot oleh masyarakat.

Terutama terkait peran guru atau pendidik yang dinilai lalai saat menjalankan tugas. Kendati demikian, kepala sekolah mengklarifikasi hal tersebut.

Baca juga: Miris, Siswi Kelas 6 SD di Rembang Diduga Jadi Korban Kekerasan dan Pencabulan di dalam Kelas

Baca juga: Siswi SD Rembang Diduga Dikeroyok & Dilecehkan di Ruang Kelas, Polres Rembang: Laporan Sudah Masuk

Kepala sekolah tempat dugaan kekerasan dan pelecehan terjadi, Arief Rahardi, menyatakan peristiwa tersebut terjadi saat jam istirahat.

"Guru-guru waktu pukul 09.00 WIB, itu karena jam istirahat (pelajaran) maka guru-guru mengumpul di perpustakaan, untuk mengikuti sosialisasi e-rapot," kata Arief Rahardi, Rabu (18/12/2024).

Oleh karenanya, sambung Arief, kejadian tersebut tidak termonitor seratus persen, lantaran seluruh guru mengikuti sosialisasi e-rapot.

Arief mengatakan bahwa lokasi kelas kejadian itu tak jauh dari perpustakaan sebagai tempat sosialisasi e-rapot, hanya berbatasan dengan kamar mandi.

Ketika itu para guru sempat mendengar adanya kegaduhan di dalam kelas itu, sehingga satu di antara guru mendatangi lokasi dan memulangkan murid.

"Guru mendengar ada suara yang tidak seperti biasanya, karena saat itu sedang tidak ada pelajaran dan para guru sibuk dengan e-rapot sehingga salah satu guru meminta tolong untuk anak-anak sebaiknya dipulangkan saja," ujar Arief.

Arief menambahkan, bahwa ketika dipulangkan korban sempat tidak terlihat oleh para guru.

Ketika dicari oleh guru, korban ditemukan di kamar mandi dan sedang menangis. Namun korban tidak bercerita tentang apa yang sudah dia lalui.

"Kemudian dipulangkan dan guru tidak tahu adanya kasus tersebut," sambungnya.

Sangkal adanya dugaan pencabulan

Terkait adanya tindakan pencabulan, Arief menyangkal adanya hal tersebut.

Dia menjelaskan berdasarkan keterangan dari ABH (anak berurusan hukum) bahwa ke-empat orang hanya meminta kunci sekat antara kelas 6 dan kelas 5 yang disimpan dalam kantong rok korban.

Halaman
123
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved