Berita Jateng

Bencana Hidrometeorologi Intai Jateng, BMKG: Musim Penghujan Berlangsung Hingga Februari 2025

Bencana hedrometeorologi menghantu wilayah Jateng. BMKG memperkirakan musim hujan dan cuaca ekstrem berlangsung hingga Februari 2025 mendatang.

Penulis: Budi Susanto | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Budi Susanto
Wilayah Kabupaten Pemalang di Pantura Jateng digenangi air imbas cuaca ekstrem, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Intensitas hujan di wilayah Jateng di penghujung tahun terus meningkatkan.

BMKG juga memprediksi intensitas hujan di beberapa daerah berstatus ekstrem.

BMKG juga memprediksi beberapa daerah dilanda cuaca ekstrem pada 9-11 Desember.

Setidaknya ada 22 wilayah di Jateng yang diprediksi dilanda cuaca ekstrem pada 11 Desember.

Beberapa daerah tersebut yaitu Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung.

Selain itu Kabupaten dan Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Grobogan.

Kemudian Kabupaten Semarang, Salatiga, Kendal, Batang , Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, dan sekitarnya.

Cuaca ekstrem tersebut disebabkan oleh Madden Julian Oscillation (MJO) yaitu fenomena sirkulasi atmosfer skala besar yang terjadi di wilayah ekuator pada fase lima. 

MJO berkontribusi pada aktivitas pembentukan awan konvektif di beberapa wilayah di Jateng.

Kondisi tersebut akan berlanjut hingga Februari tahun 2025 mendatang.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat selalu waspada di tengah musim penghujan.

Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Emas Semarang, Ganis Erutjahjo juga meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana saat musim penghujan.

Seperti di wilayah pesisir Pantura Jateng yang berpotensi terjadi banjir rob di musim penghujan.

"Kami mengimbau masyarakat selalu mengupdate cuaca dari BMKG, dan mengutamakan keselamatan," paparnya, Rabu (11/12/2024).

Adapun data dari BPBD Provinsi Jateng total bencana yang terjadi di Jateng dari awal 2024 hingga Desember 2024 mencapai 478 kejadian.

Dari total kejadian bencana 7.4876 orang mengungsi, 2.518 rumah mengalami kerusakan dan 33 orang meninggal dunia.

Berdasarkan data tersebut, bencana yang disebabkan cuaca ekstrem mendominasi yang mencapai sekitar 170 kejadian.

Kemudian disusul dengan bencana banjir yang mencapai hampir 100 kejadian.

Melihat kondisi tersebut, BPBD Provinsi Jateng juga bersiap menghadapi potensi bencana yang terjadi di musim penghujan.

Mitigasi, pemetaan wilayah hingga persiapan sarana dan prasarana juga dilakukan oleh BPBD Provinsi Jateng.

Berbagai upaya yang dilakukan guna mengantisipasi terjadinya bencana, mengingat prediksi BMKG musim penghujan akan berlangsung selama enam bulan dari September 2024 dan puncaknya pada Februari 2025.

Bahkan dari pemetaan yang dilakukan BPBD, sekitar 14.332 hektar daerah di Jateng rawan bencana banjir status tinggi.

Sementara 1.020.772 hektare daerah di Jateng rawan longsor berstatus tinggi.

Dijelaskan Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, berbagai langkah telah dilakukan guna memitigasi potensi bencana.

Seperti kebijakan lewat penerbitan surat keputusan, koordinasi hingga pendataan kesiapan sarana prasarana.

"Peningkatan kesadaran masyarakat, aktivasi posko siaga bencana, pelatihan tim reaksi cepat, dan lainnya juga telah digelar," terangnya.

Terpisah Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana menuturkan, mitigasi potensi bencana alam harus terus dilakukan. 

Selain itu ia juga menyoroti abrasi dan penurunan muka tanah di wilayah Pantura Jateng.

"Untuk itu koordinasi antara BPBD dan dinas terkait termasuk Kementerian lembaga wajib terjalin secara baik," imbuhnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved