Berita Kudus
Bikin Bangga! SMK NU Banat Masuk Dokumentasi Pengajuan Kebaya Join Nomination ke UNESCO
SMK NU Banat Kudus masuk dalam buku Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan sebagai dokumen pengajuan kebaya WBTB Indonesia ke UNESCO, karya Miranti Serad.
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Peluncuran buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan’, mendapat apresiasi dari Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon, Rabu (27/11/2024).
Buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan' awalnya dimulai sebagai sebuah dokumen untuk mendukung pengajuan join nomination kepada United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Kebaya diajukan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda oleh 5 negara. Yakni Indoneia, Malaysia, Singapura, Thaliand, daan Brunei Darussalam.
Pengumuman pengajuan join nomination ini, secara resmi akan disampaikan oleh UNESCO pada 4 Desember 2024 di Paraguai.
Namun, seiring berjalannya waktu, buku dengan 350 halaman ini berkembang menjadi lebih dari sekadar arsip formal.
"Buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan’ turut mengisahkan perjalanan panjang Kebaya sebagai busana adat yang melibatkan perempuan Indonesia dalam mempertahankan kebudayaan mereka," kata salah satu penulis buku, Miranti Serad Ginanjar, Sabtu (30/11/2024).
Dituturkan, ada beragam karya yang menunjukkan bagaimana perempuan sangat berperan penting dalam pelestarian kebaya sebagai khazanah kekayaan budaya Indonesia.
Satu di antaranya adalah bagaimana siswi SMK NU Banat di Kudus yang begitu intens berkarya dalam tata busana, termasuk dengan kebaya.
"Yang membanggakan ada halaman khusus SMK NU Banat Kudus di salah satu dokumen pengajuan kebaya sebagai WBTB Indonesia ke UNESCO," ujarnya.
Lanjut Miranti, yang lebih membanggakan, SMK NU Banat ini menjadi yang 'terkeren' di antara 5 negara yang mengajukan nominasi. Di mana, anak muda seusia sekolah menjadi bagian dari pelestari kebaya.
Baca juga: Launching Buku ‘Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan’, Miranti Sorot Kutubaru dan Kartini dari Jateng
Miranti berharap, akan banyak SMK lain yang mempunyai jurusan tata busana dan semacamnya, untuk terus mempertahankan kurikulum kebaya, sehingga menjadi wadah anak-anak muda mencintai khazanah budayanya yang anggun.
"Halaman SMK NU Banat pada buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan’ ini lengkap dengan QR Code-nya," sambung Miranti.
SMK NU Banat merupakan sekolah kejuruan khusus perempuan yang ada di Kudus, dengan spesialisasi Jurusan Busana.
Sekolah ini merupakan sebagian dari lembaga pendidikan yang menjadi binaan Djarum Foundation.
Sejumlah prestasi di bidang busana telah ditorehkan oleh para pelahar SMK NU Banat, dengan keikutsertaan mereka di ajang pameran busana, baik di level nasional maupun internasional.
Dalam wawancara pada Jumat, 12 Mei 2023, Kaprodi SMK NU Banat Kudus, Himatul Ulya, mengatakan para siswi-siswi SMK NU Banat sendiri dalam proses belajar mengajar dibekali kemampuan untuk membuat desain busana, menciptakan produk hasil desain busana, hingga memperagakan busana.
Sementara, Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad, pada Selasa, 24 Oktober 2023, menuturkan siswi SMK NU Banat Kudus memiliki hard skills dan soft skills yang sangat mumpuni, dalam bidan busana.
Peluncuran buku ‘Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan’
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, memberikan apresiasi tinggi terhadap peluncuran buku berjudul ‘Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan’, yang didedikasikan untuk mendokumentasikan kebaya sebagai WBTB Indonesia.
Buku yang menambah khazanah kebudayaan Indonesia ini disusun oleh Mirantis Serad Ginanjar dan Emi Wiranto.
Menurut Fadli Zon, buku ini tidak hanya menjadi simbol keanggunan perempuan Indonesia, tetapi juga menunjukkan kekuatan budaya yang terus hidup di tengah arus globalisasi.
Baca juga: Dikunjungi Panitia HKN 2024, Ida Modiste Semarang Sebut Miranti Serad Peduli Penjahit UKM Difabel
“Saya sangat mengapresiasi peluncuran buku ini yang disusun oleh Ibu Miranti Serad Adang Ginanjar dan Ibu Emi Wiranto.”
”Ini adalah upaya penting untuk melestarikan kebudayaan kita, terutama dalam menghadapi perkembangan zaman,” ujar Fadli Zon
Peluncuran buku, yang digelar pada Rabu (27/11/2024) kemarin itu, semakin meriah dengan kehadiran sejumlah tokoh, termasuk Tata Miss Cosmo dan Ketut Permata Juliastrid yang menjadi cover depan buku
Buku sebagai dokumentasi budaya
Buku ‘Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan’ disusun berdasarkan riset mendalam, wawancara dengan tokoh budaya, pakar sejarah, antropolog, dan para pewaris tradisi kebaya.
Karya ini juga dilengkapi foto-foto artistik yang memberikan pengalaman visual yang kaya, serta menyematkan kode QR untuk akses video digital terkait kebaya.
Miranti Serad, salah satu penulis buku, menyebut kebaya telah menjadi bagian integral dari kehidupan perempuan Indonesia, baik di acara formal maupun nonformal.
“Kebaya bukan hanya pakaian, tetapi bagian dari identitas masyarakat Indonesia. Hampir setiap wilayah memiliki ciri khas kebayanya masing-masing,” ungkapnya, Jumat (29/11/2024).
Di sisi lain, menurut Miranti, saat ini baru Kebaya Labuh dan Kebaya Kerancang yang terdaftar dalam WBTN Nasional
“Besar harapan kami, Kebaya Kutubaru dan Kebaya Kartini segera didaftarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng),” ujarnya.
Miranti juga menyoroti kontribusi kebaya terhadap sektor ekonomi masyarakat, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Dengan semakin banyaknya perempuan yang mengenakan kebaya, roda ekonomi para penjahit, pedagang kain, hingga penyewa busana bergerak aktif,” tambahnya.
Dukungan untuk warisan budaya dunia
Buku ini awalnya disusun sebagai dokumen pendukung pengajuan kebaya ke UNESCO agar diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
Namun, buku ini berkembang menjadi dokumentasi yang mencatat daya dan upaya perempuan Indonesia dalam menjaga warisan budaya ini untuk generasi mendatang.
“Kebaya adalah ikon budaya yang memadukan keindahan dan kearifan lokal. Kami berharap buku ini mampu memastikan kebaya terus hidup di tengah modernisasi, tetap relevan, dan dicintai oleh semua generasi,” papar Miranti.
Melalui buku ini, ia berharap setiap perempuan Indonesia merasa bangga mengenakan kebaya, memahami nilai-nilai di balik desain, jahitan, dan ragam hiasnya.
Acara ditutup dengan bedah buku oleh Prof Ismunandar, dengan penanggap acara Zastrow Al Ngatawi; Irini Dewanti, selaku Direktur Perlindungan Budaya Kemenbud; Miranti Serad selaku chief editor; dan dimoderatori oleh Fifi Aleyda Yahya. (*)
| 1.500 Paket Sembako BRI Peduli untuk Warga Miskin Diserahkan Melalui Karang Taruna Kudus |
|
|---|
| TMMD Kodim 0722/Kudus: Menjahit Asa, Membangun Masa Depan Desa Kandangmas di Lereng Muria |
|
|---|
| PCNU Kudus Kembalikan Dana Hibah Rp 1,3 Miliar dari Pemkab ke Kejari |
|
|---|
| Koleksi Melimpah, Museum Situs Purbakala Patiayam Diusulkan Jadi Cagar Budaya Nasional |
|
|---|
| Siswa Belajar dalam Kondisi Cemas, Ruang Kelas di SD Ngembalrejo Kudus Rusak sejak Lama |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/smk-nu-banat-kudus-kebaya-keanggunan-yang-diwariskan-23.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.