Berita Jateng
Ketum GP Ansor 'Ambil Alih' PW Jateng melalui Caretaker Picu Perpecahan dan Rusak Organisasi
Keputusan Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharuddin untuk meng-caretaker pimpinan PW Ansor Jateng memicu perpecahan kader Ansor dan merusak organisasi.
Penulis: Budi Susanto | Editor: Yayan Isro Roziki
- Keputusan PP GP Ansor soal caretaker Ketua PW Ansor Jateng, membuat prihatian mantan Ketua PW Ansor Jateng, Ikhwanudin. Ia menyebut, hal ini memicu perpecahan antarkader Ansor.
- Sementara, mantan Kepala Kesatuan Koordinasi Wilayah (Kasatkorwil) Banser Jateng, Hasyim Asyari, menyebut keputusan caretaker ini merusak organisasi.
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Keputusan Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharuddin, mengambil alih kepemimpinan PW Ansor Jateng melalui keputusannya soal caretaker, dinilai telah memicu perpecahan antarkader dan merusak organisasi.
Addin memutuskan kepengurusan Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Jateng diisi oleh caretaker, setelah masa kepengurusan sebelumnya habis masa baktinya, dengan alasan kepengurusan sebelumnya tak tidak menjalankan kewajiban organisasi.
Alasan Addin dalam mengambil keputusan caretaker dinilai mengada-ada dan tak sesuai dengan kondisi di lapangan, serta cenderung memaksakan kepentingan tertentu.

Hal ini disampaikan Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah periode 2014-2017, Ikhwanudin.
"Adanya keputusan pimpinan pusat yang melakukan caretaker ini membuat kami sangat prihatin," kata Rabu (11/9/2024).
Ikhwanudin mengatakan, pihaknya memang mengikuti dan memantau perjalanan kepengurusan PW GP Ansor Jateng yang diketuai Sholahuddin Aly atau Gus Sholah ini sejak awal sampai terakhir kemarin.
"Kami melihat betul perjuangan Gus Sholah dan sahabat-sahabat pengurus PW dalam mengelola dan menjalankan roda organisasi sampai ke bawah, ke seluruh kabupaten dan kota di Jateng, bahkan tak jarang terjun ke PAC hingga Ranting," ungkapnya.
Proses pelaksanaan pendidikan kaderisasi yang telah dikuatkan sejak kepengurusan sebelum-sebelumnya dengan semboyan kaderisasi tiada henti, lanjut Ikhwanudin, juga telah dijalankan dengan baik di kepengurusan sekarang.
Bahkan PW Ansor Jawa Tengah telah berhasil menerbitkan buku panduan kaderisasi yang mungkin tidak dimiliki oleh kepengurusan di wilayah lainnya.
"Adanya PKL-Susbalan yang dilaksanakan tiap akhir pekan sepanjang tahun beberapa diantara sahabat pengurus yang lama juga sering dilibatkan," ujarnya.
"Bahkan, saat adanya perpanjangan kepengurusan beberapa kali kami juga sempat menanyakan hal itu, semata-mata untuk kepentingan tata kelola organisasi yang baik, bahkan beberapa kali menyarankan kepada PW Ansor Jateng untuk mengirim surat ke pimpinan pusat tentang permohonan konferwil," tuturnya.
"Termasuk kami juga memantau tahapan menjelang rencana Konferwil 2024 kemarin, baik mekanisme maupun teknisnya semuanya telah berjalan dengan baik dan sesuai aturan organisasi dan tinggal menggelar saja karena semua tahapan sudah dilakukkan."
"Jadi, terkait dengan pelaksanaan konferwil problemnya tidak di PW Ansor Jateng, tetapi di Pimpinan Pusat yang tidak memberikan kepastian waktu pelaksanaannya (beberapa kali berubah), kalau sekarang diambil alih seperti itu kami menilai sangat tidak tepat dan tidak beralasan," katanya.
Pihaknya berharap pada jajaran Pimpinan Pusat terutama sahabat Ketua Umum dan sahabat Sekjen PP GP Ansor untuk dapat lebih bijak dan mempertimbangkan ulang keputusan yang telah dibuat demi kebaikan GP Ansor Jateng kedepan.
"Saya kira, perlu meninjau ulang keputusan caretaker itu. Karena ini tidak menghargai perjuangan dan semangat sahabat-sahabat Ansor dan Banser di Jawa Tengah, dan juga yang lebih berbahaya lagi berpotensi memicu perpecahan sesama kader Ansor," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Kesatuan Koordinasi Wilayah (Kasatkorwil) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jateng pada 2014-2017, Hasyim Asy’ari yang juga menyampaikan surat terbuka untuk Ketua Umum PP GP Ansor, Adin Jauharudin.
Hasyim yang sebelumnya juga menjabat sebagai Wakil Ketua PW Ansor Jateng pada 2010-2014 itu mengingatkan, agar dalam pengelolaan organisasi di GP Ansor perlu melakukan klarifikasi sebelum mengambil keputusan karteker.
“Mohon tabayyun (klarifikasi),” demikian isi pembukaan surat terbuka tersebut.
Hasyim mengingatkan bahwa alasan yang dibuat oleh Adin dalam mengambil alih kepemimpinan merupakan alasan yang mengada-ada atau tidak sesuai dengan fakta yang ada. Hasyim Asy’ari bahkan tidak segan menyebut bahwa PP GP Ansor melakukan intervensi terhadap PW GP Ansor Jawa Tengah.
“Apakah ada bukti panitia konferwil mengundurkan diri sebagaimana “tuduhan” mempertimbangkan huruf b? Setahu saya malah PP Ansor yang intervensi terlalu jauh dan cara-cara yang merusak tatanan organisasi,” tandasnya. (*)
Ramai Isu Pemekaran Provinsi Jateng, Respons Gubernur Ahmad Luthfi Singgung Arahan Pusat |
![]() |
---|
Masa Angkutan Lebaran, Ini Stasiun dengan Keberangkatan dan Kedatangan Pemudik Terbanyak di Daop 4 |
![]() |
---|
Anggota DPR Edy Wuryanto Kecam Pemotongan THR dan Remunerasi Nakes RSUP di Semarang dan Jogja |
![]() |
---|
Gandeng ISNU Jateng untuk Kolaborasi, Kanwil Kemenag Ingin Perkuat Peran dan Kebermanfaatan CTC |
![]() |
---|
Polda Jateng Segel Pabrik Pengemasan MinyaKita di Karanganyar: Isi Kurang dari Volume Seharusnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.