PPDS Anestesi Undip

Peserta PPDS Anestesi Undip Akui Iuran Per Bulan hingga Rp10 Juta untuk "Uang Makan" Senior

Peserta PPDS Anestesi Undip, dr Angga Rian, akui ada iuran hingga Rp10 juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan makan para senior. Itu sudah tradisi

TribunMuria.com/Rahdyan Trijoko Pamungkas
dr Angga Rian, peserta senior PPDS Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi Semarang. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), mengakui ada tradisi iuran uang hingga puluhan juta rupiah tiap bulan untuk senior.

Uang iuran hingga puluhan juta rupiah dari para peserta PPDS junior tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan senior-senior mereka.

Hal ini disampaikan dr Angga Rian, peserta senior PPDS Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi Semarang.

Baca juga: Kemenkes Klaim Ada Bukti dr Aulia Dipalak Senior PPDS Undip di Kariadi hingga Rp40 Juta Per Bulan

Baca juga: Buntut Kasus Kematian dr Risma Aulia, Dekan FK Undip Dilarang Sementara Praktik di RSUP Kariadi

Baca juga: Polda Jateng Periksa Voice Note dr Aulia Risma, Usut Dugaan Perundungaan Peserta PPDS Undip

Dokter Angga menyampaikan, besaran nominal rupiah untuk iuran tiap bulan tidak menentu.

"Kalau saya (dulu) paling besar Rp 10 juta setiap bulan. Uang iuran itu dikelola oleh bendahara, untuk kebutuhan makan (para senior)," kata Angga, seusai aksi simpatik untuk mendukung Dekan FK Undip, dr Yan Wisnu Prajoko, di FK Undip, Senin (2/9/2024).

Menurut dia, tradisi iuran hingga jutaan rupiah tiap bulan untuk uang makan senior tersebut akan berhenti ketika pada ajaran baru selanjutnya.

"Karena next semester, sudah ada junior baru, kita tidak iuran lagi," ucapnya.

Menurut Angga, uang yang dikelola bendahara itu akan dikembalikan kepada para junior ketika ada sisa.

Dituturkan lebih lanjut, peserta PPDS junior wajar membantu senior yang tidak bisa keluar-keluar karena harus bersiaga 24 jam menjalani pembiusan pasien di ruang operasi.

"Makannya disediakan oleh adiknya yang paling kecil, agar yang di kamar operasi tetap bisa menjalani tugas untuk pembiusan," jelas Angga.

Saat ini, total ada sekitar 85 mahasiswa PPDS Undip di RS Kariadi. Dalam sehari, mereka dituntut belajar membantu pelayanan terhadap 120-140 pasien di kamar operasi, dan 20-30 program pembiusan di luar kamar operasi.

Terkait pola komunikasi, ia menepis ada pembatasan antara junior dan senior.

Menurut dia, peserta PPDS Anestesi senior sulit diajak komunikasi ketika sedang bertugas melakukan pembiusan di ruang operasi.

"Ketika situasi tenang, pasien sudah aman, komunikasi tetap ada. Jadi tidak ada batas-batasan komunikasi," tandasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengungkap terdapat dugaan pemalakan dalam kasus dugaan perundungan yang berujung kematian dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi.

Halaman
123
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved