Berita Jateng

Buruh Jateng Kompak Tolak Tapera, Gelar Demonstrasi di Kantor Gubernur: Program Ngawur!

Elemen buruh di Jawa Tengah kompak tolak Tapera, yang dinilai sebagai program super ngawur dari pemerintah. Para buruh gelar demonstrasi di Gubernuran

Penulis: Budi Susanto | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Budi Susanto
Sejumlah federasi buruh di Jateng menggelar aksi demonstrasi tolak Tapera, di depan Kantor Gubernur Jateng, Kamis (6/6/2024). 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Berbagai elemen buruh di Jawa Tengah kompak menolak program iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) 3 persen nilai gaji, yang dipotong dari 2,5 persen gaji buruh dan 0,5 persen dari perusahaan.

Sejumlah federasi buruh gelar aksi di depan Kantor Gubernur Jateng.

Aksi tersebut merupakan bentuk penolakan terhadap program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Spanduk hingga orasi-orasi penolakan juga dengungkan dalam aksi tersebut.

Dalam aksi para buruh secara tegas menyebut Tapera adalah program ngawur dan paksa.

"Tidak ada kepastian bagi peserta Tapera, itu kan ngawur," ucap Aulia Hakim Sekertaris KSPI Jateng kepada Tribunjateng.com, di sela-sela aksi, Kamis (6/6/2024).

Aulia juga berujar, pemotongan 2,5 persen gaji pekerja sangat mustahil untuk membeli rumah.

Bahkan ia menghitung, pemotongan 2,5 persen dari UKM setiap bulan sekitar Rp80 ribu.

Dengan jumlah tersebut, pekerja butuh waktu puluhan tahun baru bisa membeli rumah seharga Rp155 juta.

"Jika dipotong 50 tahun, pekerja baru dapat Rp48 juta. 50 tahun ke depan mustahil pekerja dapat rumah dengan jumlah tersebut, apakah itu tidak ngawur namanya," paparnya.

Ia menegaskan Tapera hanya akal-akalan pemerintah dan melakukan paksaan ke rakyat.

Menurut Aulia konsep Tapera dan konsep menabung untuk mendapatkan rumah berbeda jauh.

Ia berujar semua dipotong, baik buruh hingga freelencer dan dana dikepul oleh pemerintah.

"Akal-akalan saja menurut saya dan satu lagi, pemerintah tinggal jujur ke rakyat kalau butuh uang jangan seperti ini caranya," tegasnya.

Pada aksi tersebut federasi buruh Jateng juga meminta Tapera dibatalkan dan direvisi.

Selain itu, massa aksi juga menyebut Tapera bakal jadi sarang korupsi lantaran pengawasan tak melibatkan berbagai sektor. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved