Berita Semarang
Dikunjungi Panitia HKN 2024, Ida Modiste Semarang Sebut Miranti Serad Peduli Penjahit UKM Difabel
Hidayah Ratna Febriani owner Ida Modiste Semarang, kagum atas kepedulian Miranti Serag Ginanjar, panitia Hari Kebaya Nasional, kepada penjahit difabel
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kaget, bingung, dan terharu, bercampur jadi satu. Itulah yang dirasakan sosok Hidayah Ratna Febriani, owner sekaligus pendiri Ida Modiste, saat dikunjungi Miranti Serad Ginanjar.
Ida, demikian perempuan difabel daksa berusia 48 tahun itu akrab disap, dikenal sebagai spesialis penjahit kebaya di Semarang.
"Maaf, jujur kaget, bingung, dan bercampur haru saat dikunjungi Ibu Miranti Serad Ginanjar salah satu panitia Hari Kebaya Nasional, bersama rombongan ke tempat kami," kata owner Ida Modiste, Rabu (5/6/2024).
Ia menyebut, jika dirinya tak pernah membayangkan akan di kunjungi oleh sosok Miranti Serad Ginanjar -perempuan yang telah banyak bergelut dengan wastra nusantara.
Terlebih, Ida merasa hanyalah penjahit kecil-kecilan yang berada di pinggiran Kota Semarang.
"Ida Modiste itu hanya kelas penjahit pinggiran kota kok jadi pilihan kunjungan. Kami sangat senang dan terharu," ucapnya.
Terkait kunjungan ini, Ida mengaku senang atas empati yang begitu besar dari Miranti Serad Ginanjar terhadap penjahit kebaya berskala UMKM seperti dirinya.
Pada kesempatan itu, Miranti dan rombongan juga memesan kebaya kepada Ida. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Ida.
"Terima kasih dan apresiasi mendalam kepada Ibu Miranti Serad, yang dikenal sangat peduli terhadap nasib penjahit UKM difabel," ujarnya.
Ida pun berharap, ke depan rekan-rekan penjahit terutama penyandang disabilitas mendapatkan ruang yang baik untuk berkreasi, membumikan kebaya di kalangan milenial.
"Serta dibantu pendanaan untuk bisa ikut sertifikasi dan syukur-syukur ada ajang kompetensi hasil karya penjahit disabilitas," ungkapnya.
Terpisah, Miranti Serad Ginanjar, salah seorang panitia Hari Kebaya Nasional, mengatakan ada alasan khusus mengapa memilih Ida Modiste sebagai tempat kunjungan.
Kata Miranti, kebaya itu hidup dan menghidupi. Dan itu, menurutnya, terbukti pada Ida, pemilik Ida Modiste, seorang penjahit difabel asal Semarang yang dikenal sebagai spesialis kebaya.
"Kami sangat bangga pada Ibu Ida. Di tengah segala kekurangan beliau secara fisik, beliau tidak pernah menyerah pada keadaan hingga akhirnya seperti sekarang ini," kata Miranti Serad Ginanjar.
Ida, kata Miranti, adalah salah satu contoh nyata orang yang menghidupi dan hidup dari kebaya.
"Pada beliau, kita semua bisa belajar betapa berharganya kebaya dalam menggerakkan perekonomian. Mari cintai dan gunakan kebaya untuk Indonesia berbudaya."
"Kisah Ibu Ida adalah salah satu dari sekian banyak kisah inspiratif. Ibu Ida telah mengajarkan kepada kita semua bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkarya dan berkontribusi," tutup Miranti Serad Ginanjar. (*)
Pegadaian Kanwil XI Semarang Gelar Khitan Massal, 200 Anak Dikhitan Gratis dengan Metode Modern |
![]() |
---|
Ontosoroh Modern dalam Monolog ‘Paramita’ Teater HAE Semarang, Peringati Seabad Pramoedya |
![]() |
---|
Rekomendasi 5 Barbershop Terbaik di Semarang, Apa Saja? Simak Daftarnya |
![]() |
---|
Ihwal TNI Masuk Kampus, Wakil Rektor UIN Walisongo Semarang: Seperti Zaman Orde Baru |
![]() |
---|
HUT ke-124 Pegadaian 'Meng-Emas-kan Indonesia', Edy: Terus Jadi Solusi Keuangan Masyarakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.