Berita Kudus

Profil KHR Asnawi, Keturunan Sunan Kudus yang Diusulkan Pemkab Jadi Pahlawan Nasional

Berikut profil Kiai Asnawi, keturunan ke-14 Sunan Kudus yang diusulkan Pemkab Kudus menjadi pahlawan nasional.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
Istimewa
KHR Asnawi, keturunan ke-14 Sunan Kudus yang diusulkan Pemkab Kudus menjadi pahlawan nasional. 

Berikut profil Kiai Asnawi, keturunan ke-14 Sunan Kudus yang diusulkan Pemkab Kudus menjadi pahlawan nasional.

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Pemerintah Kabupaten Kudus akan mengusulkan KH Raden Asnawi sebagai pahlawan nasional.

Selaras dengan hal tersebut Penjabat (Pj) Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie telah menandatangani pembentukan tim pengusulan KHR Asnawi sebagai pahlawan nasional.

“Kepada keluarga besar Menara saya mohon izin, kepada masyarakat Kudus keseluruhan kemarin beberapa waktu lalu saya tandatangani usulan dan pembentukan tim untuk menjadikan KH R Asnawi sebagai pahlawan nasional,” kata Hasan Chabibie.

Beberapa tokoh di Kudus telah dimintai restu perihal pengajuan KHR Asnawi sebagai pahlawan nasional.

Apalagi, katanya, sebagian besar santri di Kudus sanad keilmuannya menyambung sampai ke Kiai Asnawi.

“Saya mohon restu semua, dari Pemerintah Kabupaten Kudus untuk mendukung bagaimana caranya nanti KHR Asnawi bisa dinobatkan sebagai pahlawan nasional,” kata Hasan.

Profil Kiai Asnawi

Diketahui Kiai Asnawi memiliki nama asli Raden Syamsi.

Asnawi merupakan nama yang didapat setelah ibadah haji.

Sebelumnya dia juga pernah dipanggil Ilyas ketika pertama berangkat haji pertama disambung dengan belajar di Makkah.

Kiai Asnawi merupakan keturunan ke-14 Sunan Kudus dan keturunan kelima Kiai Mutamakkin Kajen Pati.

Kiai Asnawi lahir pada 1281H/1861 M di Damaran Kudus.

Dia merupakan putra dari pasangan pengusaha konveksi di Kudus yaitu H Abdullah Husnin dan R Sarbinah.

Sejak kecil Asnawi telah mendalami ilmu agama dengan berbagai ulama Nusantara.

Dia juga pernah menempuh perjalanan keilmuan di Makkah selama 20 tahun.

Selama di Tanah Suci itu dia tinggal di kediaman Syekh Hamid Manan yang juga berasal dari Kudus.

Saat di Makkah dia menikah dengan Nyai Hamdanah yang merupakan janda dari Syekh Nawawi al-Bantani.

Pada tahun 1916 Kiai Asnawi pulang ke tanah air.

Di mendirikan madrasah di kawasan Menara yaitu Madrasah Qudsiyyah.

Dia juga pernah tergabung dalam pergerakan Sarekat Islam (SI). Pada 1918 dia diamanahi sebagai penasehat SI di Kudus.

Sosok Kiai Asnawi juga dikenal sebagai ulama anti penjajah.

Dia menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah Belanda maupun Jepang kepada para santrinya.

Saat pendudukan Jepang, Kiai Asnawi bahkan pernah dituduh menyimpan senjata api.

Alhasil rumah dan pondoknya dikepung oleh tentara Jepang.

Asnawi dibawa ke markas di Pati.

Kiai Asnawi wafat di usia 98 tahun tepatnya pada 26 Desember 1959/25 Jumadil Akhir 1378.

Jasadnya dimakamkan di belakang Masjid Menara Kudus atau satu kompleks dengan Makam Sunan Kudus.

Di antara yang bisa dikenang dari Kiai Asnawi yaitu selawat Asnawiyah.

Selawat yang sarat akan dinilai cinta tanah air. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved