Berita Kudus

Kuliah Umum di Universitas Sidi Mohamed Maroko, Rektor IAIN Kudus Paparkan Wajah Islam Indonesia

Rektor IAIN Kudus Abdurrohman Kasdi paparkan wajah Islam Indonesia dalam kuliah umum di Universitas Sidi Mohamed Ben Abdellah Fes Maroko.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
Istimewa
Rektor IAIN Kudus Abdurrohman Kasdi saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Sidi Mohamed Ben Abdellah Fes Maroko. 

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa wasathiyyah (moderasi beragama) di Indonesia merupakan implementasi Islam yang tidak berlebih-lebihan khususnya dalam praktik keagamaan, mendukung demokrasi, Pancasila dan NKRI.

Sehingga, konsep moderasi Islam sangat cocok diterapkan di Indonesia karena merupakan jalan tengah atau moderat. Indonesia bahkan sudah menerapkan konsep Islam wasathiyyah itu sendiri. 

"Pancasila, UUD 1945 dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan wujud implementasi dari Islam wasathiyyah di Indonesia."

"Dengan sikap wasathiyyah, ketaatan pada agama menjadikan seorang muslim Indonesia kooperatif secara aktif dengan Pancasila, termasuk dengan golongan dan lembaga lain yang berkembang di Indonesia."

"Dengan mengimplementasikan wasathiyyah, Indonesia menyediakan ruang terbuka yang tepat dan nyaman bagi siapapun termasuk agama lain sehingga mereka yakin bahwa Islam membawa kebaikan sebagai agama yang rahmatan lil’alamin," katanya.

Melihat fenomena ini, Indonesia layak menjadi poros implementasi dan pengembangan wasathiyyah Islam dunia.

Ini dilandasi oleh beberapa faktor, pertama, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sehingga terdapat tanggung jawab untuk menjadi penggerak utama dalam menebarkan nilai toleransi, demokrasi dan Islam rahmatan lilalamin, serta menciptakan perdamaian dunia seperti yang diamanatkan dalam undang-undang.

Kedua, lanjutnya, Indonesia memiliki pengalaman yang baik dalam mengembangkan dialog untuk membangun saling pengertian.

Dalam kaitan ini, Indonesia memiliki pengalaman melaksanakan dialog lintas agama dan budaya sejak tahun 2004 dalam rangka menciptakan rasa toleransi dan rasa saling pengertian dan menghargai antara komunitas beragama.

Pengalaman Indonesia dalam mengembangkan dialog lintas agama ini dapat ditiru untuk mengembangkan dialog dalam agama Islam.

Indonesia juga mempunyai utusan khusus Presiden RI untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban (UKP-DKAAP).

Ketiga, Indonesia senantiasa berkomitmen mengambil peranan sebagai bridge builder dalam mengatasi pertikaian atau perseteruan guna membuahkan perdamaian.

Expertise Indonesia ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan Islam wasathiyyah baik antar sesama negara muslim atau negara lain.

"Selain itu, Indonesia bisa memperluas dialog antar sesama muslim yang melibatkan kalangan ulama dan cendekiawan muslim dengan menggagas suatu forum baru sebagai upaya untuk lebih mempererat persatuan umat Islam."

"Hal ini direalisasikan dengan melaksanakan dialog antar agama untuk para pemuda-pemudi muslim dunia."

"Forum seperti ini akan bermanfaat untuk memberikan pemahaman bagi generasi penerus Islam untuk selalu mencari jalan tengah dengan cara mencari persamaan di antara sesama muslim."

"Upaya ini sangat positif dibandingkan hanya menyoroti perbedaan-perbedaan yang dapat memicu pemisahan dan perseteruan,” kata Abdurrohman Kasdi. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved