Kader Gerindra Diduga Menganiaya

Joko Santoso Segera Diperiksa Polisi dan Dipecat dari Ketua DPC Gerindra Semarang karena Kasus Ini

Eks Ketua DPC Gerindra Semarang Joko Santoso, segera diperiksa penyidik Polda Jateng pada kasus dugaan penganiayaan terhadap relawan PDIP Suparjiyanto

|
Istimewa
Tangkapan layar video situasi saat peristiwa di mana Ketua DPC Gerindra Semarang, Joko Santoso, diduga melakukan aksi pemukulan terhadap tetangga rumahnya yang merupakan seorang relawan PDI Perjuangan, bernama Suparjiyanto (58), karena persoalan pemasangan bendera. Kejadian tersebut berada di Jalan Cumi-cumi IV, Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang pada Jumat (8/9/2023) malam. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Pascadiepcat dari jabatan Ketua DPC Gerindra, Joko Santoso, akan segera menjalani pemeriksaan oleh kepolisian, dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap relawan PDIP, Suparjiyanto.

Kasus tersebut telah dilaporkan ke Polda Jateng, dengan Nomor: LPI/167/IX/2023/SPKT POLDA JAWA TENGAH.

Diketahui, Joko Santoso diduga menganiaya tetangganya Suparjiyanto di Jalan Cumi-Cumi RT IV RT/RW 003/004 Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.

Baca juga: BREAKING NEWS: Joko Santoso Dipecat dari Ketua DPC Gerindra, Buntut Diduga Aniaya Relawan PDIP

Baca juga: Ketua DPC Gerindra Semarang Diduga Pukul Pemasang Bendera PDIP: Tidak, Tangan Saya Bersih

Baca juga: Setelah Dipecat, Eks Ketua DPC Gerindra Semarang Joko Santoso: Saya Menerima, Maaf Buat Kegaduhan

Demikian disampaikan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu.

Ia mengatakan korban sudah melaporkan kasus tersebut ke SPKT Polda Jateng.

Kemudian aduan itu ditindak lanjuti dan langsung dibuatkan laporan polisi.

"Saat ini masih pemeriksaan korban. Sifatnya sekarang sudah laporan polisi," ujarnya saat dihubungi tribunjateng.com, Minggu (10/9/2023).

Menurutnya, pada laporan itu ada dua orang yang dicantumkan untuk menjadi saksi pemukulan yang dialami Suparjiyanto.

Terkait pemanggilan pelaku polisi masih menunggu jadwal penyidik Ditreskrimum Polda Jateng.

"Pemanggilan pelaku menunggu jadwal dari Ditresklrimum Polda Jateng," tandasnya.

Joko jengkel kepada relawan PDIP pemasang bendera

Diberitakan sebelumnya, cuplikan video CCTV berdurasi satu menit sepuluh detik sedang ramai menjadi bahan perbincangan publik.

Dalam video tersebut, terlihat orang yang diduga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga. 

Beredar kabar, Joko Santoso yang juga merupakan anggota DPRD Kota Semarang melakukan aksi pemukulan terhadap tetangga rumahnya yang merupakan seorang relawan PDI Perjuangan, bernama Suparjiyanto (58).

Kejadian tersebut berada di Jalan Cumi-cumi IV, Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang pada Jumat (8/9/2023) malam. 

Korban mengalami luka lebam di pelipis kanannya dan sekarang masih dirawat di UGD Panti Wiloso, Citarum, Kota Semarang.

Dugaan aksi penganiayaan tersebut dipicu gara-gara masalah pemasangan bendera PDI Perjuangan di kampung Cumi-cumi Bandarharjo, Kota Semarang. 

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso saat dikonfirmasi membenarkan bahwa di dalam video tersebut adalah dirinya.

Namun ia membantah adanya aksi pemukulan yang dilakukannya kepada seorang relawan PDI Perjuangan. 

"Saya sama sekali tidak melakukan hal yang seceroboh itu. Tangan saya untuk memukul orang, saya tidak mungkin melakukan itu," katanya. 

Ia mengatakan ada banyak saksi yang melihat kejadian tersebut dan dirinya hanya sebatas mendorong dan tidak ada aksi memukul atau menyebabkan korban mengalami luka-luka. 

"Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam-red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan."

"Tangan saya bersih tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka," kata Joko. 

Dijelaskannya, kemarahan terhadap Suparjiyanto dipicu masalah bendera.

Awalnya sejak lima bulan yang lalu dirinya tidak mempersoalkan adanya pemasangan bendera PDI Perjuangan di wilayah kampungnya RW IV Bandarharjo, Kota Semarang. 

Namun baru-baru ini, kata Joko, mungkin karena warna bendera telah usang akhirnya dicopot dan digantikan dengan yang baru.

Namun yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang ada terpasang di semua lingkungan RW. 

Menurutnya hal tersebut tidak mencerminkan adanya etika berpolitik dan justru seolah-olah melecehkan dirinya sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.

Ia menyadari di tengah tahun politik seperti sekarang suasana panas rawan muncul.

Dirinya mencoba menghindari anarkisme dan intimidasi.

"Saya tidak marah ketika awal seseorang caleg PDI Perjuangan pasang bendera, lima bulan lalu hanya di RW IV."

"Oh itu cambuk buat saya karena belum bisa menguasai wilayah,  karena ada caleg lain yang bisa masuk."

"Ketika bendera sudah lusuh mungkin PDI membersihkan, tadi malam ada pemasangan khusus di RT saya."

"Saya ketemu dengan Suparjiyanto dia jawab saya hanya disuruh om," imbuhnya.  

Joko mengaku sudah mencoba mengklarifikasi masalah ini ke elit PDI Perjuangan di tingkat Kota Semarang, mulai dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

Ia pun mempersilahkan jika dirinya akan dilaporkan ke pihak kepolisian.

Dirinya juga akan melakukan hal yang sama yakni laporan balik dengan tuduhan pencemaran nama baik dan laporan palsu. 

"Saya bener menegur dan marah tapi sama sekali tidak melakukan pemukulan," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved