Berita Semarang
Perahu Terbalik di Mangkang Wetan, Dua Warga Tewas Tenggelam
Polisi dan Tim SAR Semarang menyatakan bahwa ada beberapa dugaan penyebab perahu terbalik yang berakhir dengan dua warga.
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG – Polisi dan Tim SAR Semarang menyatakan bahwa ada beberapa dugaan penyebab perahu terbalik yang berakhir dengan dua warga Semarang tewas tenggelam.
Dugaan pertama adalah perahu kelebihan muatan. Selanjutnya, dugaan penyebabnya adalah gelombang tinggi.
"Diduga perahu yang ditumpangi dua korban diterjang ombak," ungkap Kepala Kantor SAR Semarang, Heru Suhartanto.
Baca juga: Pencarian 5 ABK Korban Kapal Tenggelam di Karimunjawa Dihentikan, Terkendala Titik Kecelakaan
Dugaan ini juga diperkuat oleh Kapten Rigid Inflatable Boat (RIB) Arif Yuliawan yang memimpin operasi pencarian di lokasi kejadian.
"Kemarin, ombak berada dalam kondisi tinggi sekitar 1-2 meter, yang menyulitkan upaya pencarian," jelasnya, Sabtu (12/8/2023).
Untungnya, pagi ini cuaca cerah, sehingga upaya pencarian dapat dilakukan dengan optimal.
"Korban ditemukan di sebelah timur dari lokasi perahu terbalik awal, sekitar 500an meter," tambahnya.
Di tempat terpisah, Kapolsek Tugu Kompol Ngadiyo menyatakan bahwa penyebab perahu terbalik yang menyebabkan dua warga Mangkang Wetan tewas tenggelam diduga karena kelebihan muatan.
"Iya, diduga karena kelebihan muatan (kerang)," ujarnya.
Sebelumnya, dua warga bernama Syamsul Hilal (32) dan Bagas (28) tenggelam di laut dekat pesisir Mangkang Wetan.
Mayat Syamsul Hilal pertama kali ditemukan di dekat perahu terbalik pada Jumat (11/8/2023) sore.
Sedangkan mayat Bagas ditemukan pada Sabtu (12/8/2023) sekitar pukul 08.00 WIB.
"Ya, satu mayat lagi ditemukan pagi ini sehingga kedua korban sudah ditemukan," kata Kapolsek Tugu Kompol Ngadiyo kepada Tribun.
Menurut polisi, mayat korban kedua, Bagas, ditemukan sejauh 150 meter dari titik lokasi perahu terbalik.
Mayatnya ditemukan dalam kondisi mengapung.
"Mayat sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Mereka sudah menerima kejadian ini dengan ikhlas, dan mayat korban langsung dimakamkan," jelasnya.
Kompol Ngadiyo menyatakan bahwa kedua korban tenggelam saat sedang mencari kerang di laut.
Mereka berangkat berempat dengan dua perahu.
Korban berada di satu perahu, sementara seorang lainnya naik perahu sendirian.
"Mereka tenggelam saat kembali ke darat setelah mencari kerang di laut," terangnya.
Mayat kedua yang ditemukan sudah diperiksa oleh polisi dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
"Korban meninggal karena tenggelam murni," katanya.
Seorang warga Mangkang Wetan bernama Mujahidin mengatakan bahwa kedua korban meninggal dunia berada dalam satu perahu, sedangkan perahu kedua dinaiki oleh Zaenal.
"Mereka pergi ke laut sekitar 1-1,5 kilometer dari pesisir," jelasnya.
Setelah mencari kerang cukup lama, mereka akhirnya pulang.
Namun, perahu kedua dengan korban di dalamnya tertinggal di belakang.
"Perahu itu penuh dengan muatan kerang sehingga bergerak lebih lambat dibandingkan dengan perahu lain yang hanya ditumpangi satu orang," tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa para korban bukanlah nelayan, melainkan sedang mencari kerang karena ada pesanan untuk perayaan malam 17 Agustus.
"Apakah perahu ini tenggelam atau tidak, kita masih belum tahu," tandasnya. (iwn)
Grand Opening Klamby di Semarang, Dimeriahkan Psikolog Analisa Widyaningrum |
![]() |
---|
Polda Jateng Digugat Advokat, Ahli Ungkap Fakta dalam Sidang |
![]() |
---|
DPRD Jateng Temui Massa Aksi Aliansi Mahasiswa Semarang Raya, Asrar Janji Sampaikan Aspirasi |
![]() |
---|
Pegadaian Kanwil XI Semarang Gelar Khitan Massal, 200 Anak Dikhitan Gratis dengan Metode Modern |
![]() |
---|
Ontosoroh Modern dalam Monolog ‘Paramita’ Teater HAE Semarang, Peringati Seabad Pramoedya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.