Berita Blora

3.645 ATS di Blora Anak Kembali Sekolah, Disdik: Kami akan Intervensi 1.357 Anak Lainnya

Angka anak tidak sekolah (ATS) di Blora terbilang masih tinggi. Disdik Blora sebut 3.645 ATS kembali bersekolah, 1.357 lainnya akan diintervensi.

|
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Ahmad Mustakim
Kepala Bidang Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan (Disdik) Blora, Nuril Huda. 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Angka anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Blora terbilang masih tinggi dan menjadi masalah utama.

Tercatat, pada tahun 2023 ini ada 5.002 anak yang terverifikasi ATS.

Dari jumlah tersebut, setidaknya ada 3.645 anak yang sudah kembali sekolah dan menyisakan 1.357 anak yang masih perlu intervensi.

Diketahui, anak yang tidak melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) masih mendominasi  permasalahan tersebut, dengan angka di atas dari 50 persen.

Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Blora berupaya menekan angka tersebut dan meningkatkan angka rata-rata lama sekolah dari 7 tahun menjadi 9 tahun.

Kepala Bidang Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Blora, Nuril Huda, mengungkapkan, tahun ini pihaknya berupaya meningkatkan angka rata-rata lama sekolah minimal menjadi 9 tahun.

Menurutnya, angka tersebut masih tergolong realisasi terdekat oleh pihaknya.

Dirinya optimis tahun ini bisa menuntaskan permasalahan ATS itu.

‘’Dari 5.002 anak yang terverifikasi, saat ini tersisa 1.357 anak yang perlu kami intervensi."

"Artinya, sudah banyak yang kembali ke sekolah namun masih ada 1.357 anak yang masih tidak sekolah," ucap Nuril Huda kepada tribunmuria.com di kantor Kelurahan Kunden, Senin (26/6/2023).

Nuril Huda menerangkan, kebanyakan mereka putus sekolah saat mau melanjutkan ke setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Anak-anak itu, kata dia, setelah lulus setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) memilih lanjut bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

"Selain itu, ada 571 anak lainnya yang belum terverifikasi dan belum kami masukkan ke data yang perlu kami intervensi,’’ terang Nuril Huda.

Nuril Huda juga mengatakan, pihaknya juga akan mensosialisasikan ke pihak keluarga yang bersangkutan agar anak tersebut mau kembali ke bangku sekolahan.

Selain itu, jika anak tidak ingin kembali ke sekolah formal, mereka bisa mengambil sekolah non formal atau kesetaraan.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved