Berita Jepara

PJ Bupati Jepara Ancam Copot Jabatan Kepala Puskesmas dalam Tiga Bulan karena Perkara Ini

Ultimatum Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta: ancam copot jabatan kepala puskesmas di Jepara, bila dalam tiga bulan tak bisa selesaikan kasus stunting

|
Diskominfo Jepara
Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta menandatangani komitmen bersama penanganan stunting. 

TRIBUNMURIA COM, JEPARA - Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta tenggat waktu tiga bulan kepada para kepala puskesmas untuk penanganan stunting.

Dia meminta dalam jangka waktu tersebut, para kepala puskesmas harus bisa menurunkan jumlah pendetita stunting atau tengkes.

Jika dalam waktu tiga bulan tidak ada perubahan dalam kasus tengkes atau stunting, maka para kepala puskesmas akan dicopot dari jabatannya.

Baca juga: Jepara Keroyokan Atasi Stunting, Kawasan Perdesaan Jadi Prioritas

Baca juga: Pj Bupati Jepara Minta RSUD Kartini Buat Aplikasi Rekam Medis Terintegrasi: Saya Beri Waktu 3 Bulan

"Dalam waktu tiga bulan ke depan, jika tidak ada penurunan angka stunting, siap-siap akan saya copot jabatannya," tegas Pj Bupati Jepara.

Terkait keseriusan Pj.Bupati, telah dilakukan komitmen bersama segenap pimpinan daerah dan stakholder terkait untuk mendukung dan bersinergi dalam percepatan penurunan stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Jepara.

Penandatanganan ini dilakukan dalam rangkaian kegiatan Benchmarking, Percepatan Penurunan Angka Stunting, pada Minggu 4 Juni 2023, di Grand Macure Solo Raya, Kabupaten Sukoharjo.

Penandatanganan komitmen bersama ini diawali dari Pj Bupati Jepara Edy supriyanta, bersama Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, dan Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Mokhamad Husnur Rofik. Kemudian diikuti para pimpinan Perangkat Daerah dan Kepala Puskesmas di Kabupaten Jepara.

Edy juga meminta Kepala Perangkat Daerah untuk ikut melakukan intervensi penanganan stunting di Kabupaten Jepara.

Bappeda dan Dinas Kesehatan (Dinkes), juga diminta untuk mengecek anggaran intervensi masalah stunting.

Jika memang masih kurang, alokasikan lewat belanja tak terduga (BTT).

"Masih ada 5.385 anak di Jepara tercatat stunting. Mari kita gotong-royong memembantu keluarga mereka," katanya.

Sementara Kapolres dan Dandim 0719/Jepara sepakat untuk membantu pemerintah daerah upaya penurunan angka stunting.

Mereka siap untuk menerjunkan Babinsa dan Bhaninkamtibmas untuk turun ke lapangan membantu bidan desa dan petugas kesehatan untuk melakukan intervensi stunting.

Keroyokan atasi stunting

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara melibatkan semua pihak untuk menangani stunting. Pasalnya, permasalahan stunting tidak hanya ditangani dinas kesehatan.

Seluruh lapisan masyarakat diharapkan juga ikut serta menuntaskan permasalahan stunting.

Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta mengajak seluruh komponen masyarakat dan perangkat daerah untuk meningkatkan konvergensi penurunan angka stunting di Kabupaten Jepara.

Konvergensi ini adalah upaya meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam pencegahan penurunan stunting

"Perlu kerja cepat dan nyata. Libatkan semua stakholder masyarakat hingga di tingkat bawah untuk penanganan stunting," kata Edy Supriyanta saat Rembuk Stunting di Gedung Shima, Rabu (8/3/2023).

Dia memaparkan pada 2024 telah ditetapkan target penurunan prevalensi stunting 14 persen.

Untuk itu, kata dia, butuh upaya yang efektif, terencana, dan sistematis agar bisa  mencapai target tersebut.

Mengutip data SSGI, pada 2022 Pemkab Jepara mampu menurunkan 6,8 persen angka prevalensi stunting ke angka 18,2 persen dari sebelumnya sebesar 25 persen dari 2021. 

"Masih perlu menurunkan 4,2 persen lagi untuk mencapai minimal target 2024 nanti," imbuhnya.

Edy Supriyanta meminta sinergitas penanganan antarsektor baik dari sektor kesehatan dan non kesehatan terus diperkuat. Karena penanganan stunting lebih optimal lagi jika semua elemen masyarakat terlibat.

Menurutnya, penanganan stunting di desa-desa akan menjadi prioritas.

Dia menargetkan pada 2024 Pemkab Jepara bisa membebaskan 60 desa dari masalah stunting.

Minta RSUD Kartini bikin aplikasi data rekam medis terintegrasi

Terpisah, Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta meminta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RA Kartini Jepara membuat aplikasi data rekam medis pasien yang terintegrasi dengan fasilitas layanan kesehatan lainnya, misalnya puskesmas. 

Hal ini disampaikan oleh Edy Supriyanta saat memimpin apel pagi di Halaman Samping RSUD Kartini, Rabu (31/5/2023).

Data rekam medis merupakan data dokumen yang berisi riwayat penyakit yang diderita pasien.

Data tersebut digunakan sebagai isi rekam yang akan dipakai untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pasien.

"Masih ada PR buat menejemen rumah sakit. Saya minta untuk dibuat semacam aplikasi rekam medis yang terintegrasi sampai dengan puskesmas," kata Edy.

Dirinya menjelaskan dengan sistem itu, maka pasien yang sudah pernah dirawat di Puskesmas atau RSUD Kartini akan terekam data medisnya.

Dengan demikian ketika nanti menjalani perawatan atau pengobatan kembali sudah diketahui datanya.

Baik riwayat penyakitnya hingga obat yang dikonsumsi oleh pasien tersebut.

“Saya beri waktu tiga bulan ke depan sudah harus dibuat ya."

"Manfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mempercepat dan mempermudah akses pelayanan kesehatan, serta berinovasi guna meningkatkan efisiensi operasional,” ungkap Edy kepada Plt Direktur RSUD Kartini dr. Triyono Teguh Widodo.

Dalam kesempatan itu, orang nomor satu di Jepara itu mengapresiasi civitas hospitalia RSUD R.A. Kartini Jepara, atas berbagai capain prestasi.

Pertama, berhasil mendapatkan Izin Perpanjangan Operasional RS. 

Kedua, menjadi salah satu unit organisasi di yang akan dinilai KemenPAN RB sebagai Wilayah Bebas Korupsi dengan Survey Mandiri Persepsi Anti Korupsi RSUD R.A. Kartini mendapat nilai 94,4 persen  atau sangat baik.

“Capaian ini harus dijaga dengan kekompakan dan semangat, agar RSUD RA Kartini terus berkembang kearah yang positif."

"Berikan pelayanan dan pengalaman yang baik kepada pasien dan keluarga pasien, mulai dari pendaftaran, perawatan, hingga pascaperawatan,” jelasnya.

Kepada tenaga medis dan nonmedis, Edy meminta untuk meningkatkan softskill, kompetesi, pengetahuan dalam bidang pelayanan kesehatan. 

“Ayo satukan komitmen, wujudkan RSUD Kartini sebagai rumah sakit bermutu, beretika, dengan pelayanan kesehatan terbaik, serta menjadi kebanggaan masyarakat Jepara,” tandas Edy. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved