Berita Pati
Fatmi Jatuh Bangun Rintis Bisnis Kaus Pati Oblong, Ingin Kenalkan Potensi Pati Melalui Dialek Khas
Fatmi Nurjanah ingin lebih mengenalkan Pati lebih luas kepada khalayak melalui coretan-coretan dialek khas Pati dalam desain kaus Pati Oblong.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki
Bagi Fatmi, kompetitor juga merupakan pemicu semangatnya untuk terus berinovasi.
Ia selalu menciptakan konsep desain baru. Setidaknya, dalam satu bulan ada dua konsep desain baru yang ia setorkan pada adiknya yang mengendalikan produksi kaus di Yogyakarta.
"Niat saya mengenalkan Pati ke luar sekaligus mendorong pariwisata Pati. Saya ingin mengenalkan Pati pada dunia," tegas dia.
Adapun kini, Fatmi masih berupaya bangkit dari keterpurukan akibat Pandemi Covid-19. Dia mengatakan, saat pandemi melanda, bisnisnya benar-benar goyang. Tingkat penjualan anjlok.
Kondisi itu pula yang memaksanya memindahkan distro dari Jalan Diponegoro ke Desa Winong.
"Menjelang pandemi itu saya sudah perpanjang kontrak (tempat distro di Jalan Diponegoro) selama tiga tahun. Per tahun Rp30 juta. Jadi total Rp90 juta."
"Sedangkan setelah itu pandemi datang, selama tiga tahun penjualan sepi. Akhirnya Maret 2023 kemarin kontraknya habis dan saya pindah ke sini (Desa Winong)," jelas Fatmi.
Dia menggambarkan betapa sulitnya mempertahankan bisnis saat pandemi.
Dia menyebut, sebelum Covid-19, setiap musim lebaran dirinya bisa meraup omzet tak kurang dari Rp100 juta rupiah.
Adapun saat musim lebaran masa Covid-19, omzet anjlok jadi hanya sekira Rp 30 juta.
Kini, setelah pandemi tertangani dan kondisi membaik, bisnis Pati Oblong juga perlahan-lahan ikut membaik.
"Sekarang produksi jadi 100 potong kaus per pekan. Lebaran kemarin (2023) saya stok sekitar 2 ribu kaus. Kalau penjualan rata-rata per bulan sekarang 80 potong," ungkap Fatmi.
Meski lokasi distro pindah, Fatmi bersyukur dia memiliki para pelanggan setia yang tetap mencarinya.
Rata-rata kaus Pati Oblong dibanderol Rp100 ribu per potong. Fatmi juga melayani pembuatan kaus seragam dengan minimal pemesanan 20 potong.
"Itu untuk acara-acara reuni biasanya. Rata-rata harganya Rp 125 ribu - Rp 145 ribu per potong tergantung ukuran," kata Fatmi.
Selain di distro Desa Winong, kini produk Pati Oblong juga bisa didapatkan di Plaza Pragolo Pati, The Safin Hotel Pati, Galeri UKM Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Dekranasda Jateng Store di Bandara Internasional Yogyakarta, serta di Galeri UKM Smesco Jakarta.
Fatmi juga memasarkan dagangannya di media sosial, antara lain lewat Instagram @patioblong.
Tak hanya itu, Fatmi juga kerap memamerkan produknya di acara-acara pameran yang digelar BRI, di antaranya Pesta Rakyat Simpedes dan Bazar Klaster Mantriku. (mzk)
Sudewo Batalkan Kenaikan PBB 250 Persen, Warga Pati Tetap Gelar Aksi Demo |
![]() |
---|
YDIB Gelar Vaksinasi Influenza dan Beri Susu untuk Anak Pekerja BRI Pati: Penting Jaga Kesehatan |
![]() |
---|
Viral Warga Pati Temukan Uang Dibungkus Plastik di Kali, Berikut Pengkuan Romdloni |
![]() |
---|
Mutia Terkesan Keseruan Naik Jip dan Cicip Kopi, Wisata Jelajah Medan Terjal Pegunungan Muria |
![]() |
---|
Bupati Pati Sorot Belanja Pegawai Daerah: Dihemat 5 Persen Saja Hasilkan Rp70 M untuk Infrastuktur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.