Berita Blora
Membanggakan! Batik Ciprat Karya Anak Disabilitas Kedungwungu Blora Dipamerkan hingga Belanda
Batik ciprat karya anak-anak difabel di Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Blora, dibawa pameran hingga Eropa, tepatnya di Belanda.
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Batik ciprat karya anak disabilitas asal Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, membanggakan.
Betapa tidak, batik ciprat karya anak disabilitas tersebut tak jarang ikut pameran berskala nasional.
Bahkan, belum lama ini, 10 potong batik ciprat karya anak disabilitas Kedungwungu tersebut dibawa pameran ke Belanda.
Baca juga: Batik Ciprat Todanan Blora Tetap Eksis di Tengah Keterbatasan & Pandemi, Ini Sosok di Baliknya
Baca juga: Cerita Keseharian Aipda Agus, Antar Jemput Anak Disabilitas Kurang Mampu Menuju ke Sekolah
Beragam warna pada kain terlihat sesaat memasuki rumah Fitria Rusmiyati Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, pemilik 'Batik Ciprat Shelter Workshop Harapan Mandiri' yang berada di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati.
"Dibawa pameran hingga Belanda, tentu itu membanggakan," kata Fitri Rusmiyanti.
Batik-batik ciprat tersebut merupakan barang dagangan yang dibuat oleh para penyandang disabilitas Kedungwungu, Blora.
Dirinya mengatakan keberadaan batik ciprat berawal saat ada pelatihan di Temanggung, Jawa Tengah, pada tahun 2018 lalu.
Waktu itu, dirinya bersama dengan Dinas Sosial merekrut anak-anak disabilitas agar mempunyai keterampilan membatik.
Karena tidak ada tempat pastinya, keberadaan dan pelatihan batik ciprat lokasinya sering berpindah-pindah.
Mulai dari di Desa Tinapan, di kantor PKK Desa Kedungwungu, hingga yang terakhir di rumah Fitria Rusmiyati.
"Harapannya ya bisa dibuatkan rumah produksi," ucap Fitria kepada tribunmuria.com, Senin (29/5/2023).
Meskipun sampai saat ini belum memiliki rumah produksi, dirinya mengaku dalam sebulan mampu memproduksi sebanyak 100 potong kain batik ciprat.
"Kalau pesenan rame Alhamdulillah per bulan sampai 100 potong, bulan ini 100 potong lebih, namanya juga usaha ada pasang surut. penjualan per bulan paling sedikit ya 10 potong masih bisa," ungkapnya.
Dalam menjalankan usaha tersebut, sejumlah anak-anak disabilitas diajak untuk membuat cipratan pada kain yang dibuat.
"Ya susah, kendalanya harus sabar. Kalau disabilitas fisik pemikirannya masih normal, tapi kalau disabilitas yang lain kan harus selalu mengarahkan, jadi perlu kesabaran," ucapnya.
Warga Blora Tunggak Pajak Kendaraan hingga Rp40 Miliar, Bupati Arief Rohman Instruksikan Ini |
![]() |
---|
Bayi Laki-laki di Semak Pinggir Hutan Jati Semanggi Bisa Diadopsi? Begini Jawaban Dinsos P3A Blora |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Bayi Laki-laki Ditemukan di Semak Pinggir Hutan Jati Blora, Ari-ari Masih Lengkap |
![]() |
---|
Blora Masuk 8 Besar Produsen Padi Nasional, Ini Strategi Bupati Arief untuk Swasembada Pangan |
![]() |
---|
Kecelakaan Kerja RS PKU Muhammadiyah Blora Sebulan Berlalu, Polisi Belum Tetapkan Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.