Berita Blora
198 Gedung Sekolah Rusak di Blora akan Diperbaikai Tahun Ini, Diknas: Ruang Kelas, hingga Musala
198 gedung sekolah yang rusak di Blora akan diperbaiki pada tahun ini. Ruang yang diperbaiki meliputi ruang kelas, guru, musala
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Pemerintah Kabupaten Blora akan merenovasi sekitar 198 gedung sekolah pada tahun 2023 ini.
Adapun anggaran yang digelontorkan untuk memperbaiki 198 gedung sekolah tersebut masih dalam proses penghitungan.
Rinciannya, 88 untuk memperbaiki bangunan pendidikan anak usia dini (PAUD), 62 untuk memperbaiki bangunan sekolah dasar (dasar), dan 28 untuk memperbaiki bangunan sekolah menengah pertama (SMP).
Sedangkan untuk renovasi gedung SMA ataupun sederajat merupakan kewenangan dari Provinsi Jawa Tengah.
Kasi Sarpras dan Aset SD, Dinas Pendidikan (Disdik) Blora, Abdul Mufid mengatakan untuk pengajuan renovasi gedung sekolah tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya pengajuan menggunakan proposal.
"Jadi laporan ke diknas kalau ada ruangan yang rusak, biasanya yang laporan itu dari kepala sekolah mengirim proposal seperti kejadian laporan atau mengabarkan sekolah atau ruangnya yang rusak disertai foto-foto keadaan yang saat itu rusak," ucap Mufid saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (29/5/2023).
Selain mengirimkan proposal, juga bisa langsung memberikan usulan ke dinas pendidikan selaku leading sektor yang membidangi untuk tingkat TK/PAUD, SD, dan SMP.
"Mungkin beberapa sekolah mengajukan langsung ke kepala daerah, kemudian diknas baru ditembusi, terus bisa juga dari anggota DPRD, lewat anggota DPRD usulannya," jelasnya.
Dikatakannya, bangunan sekolah yang diperbaiki meliputi ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang kantor, UKS, kamar mandi, ruang ibadah, hingga ruang laboratorium.
Mufid menerangkan penyebab gedung ataupun ruang sekolah rusak disebabkan oleh beberapa faktor.
"Kebanyakan sementara yang pernah kami cek di lapangan itu, rata-rata gedung rusak selain musibah bencana alam, itu karena kayunya sudah umur tua, sudah lapuk atau keropos yang disebabkan karena adanya rayap," paparnya.
"Terus adanya kerusakan di atap, genteng bocor, rata-rata seperti itu, karena kerusakan atap itu akan merembet ke bawah, sehingga di ruangan bawah tidak bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran," imbuhnya.
Sehingga, lanjutnya, apabila terdapat gedung ataupun bangunan yang rusak tidak segera diperbaiki, maka jelas akan membahayakan siswa ataupun guru dalam proses belajar mengajar.
Namun, ketika sudah gedung sekolah sudah diperbaiki jelas akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi proses belajar mengajar.
"Ya jelas dari sekolah sangat senang, apalagi program atau kegiatan yang masuk ke sekolah terutama untuk rehabilitasi kelas atau ruang guru terutama terkait dengan atap," ungkapnya.
"Jadi sangat membantu sekali karena kalau pembelajaran kurang nyaman otomatis untuk pengajaran ataupun menyampaikan pelajaran terus kemudian menerima siswa kurang nyaman juga, dan tidak bisa maksimal," pungkasnya. (kim)
| Warga Blora Tunggak Pajak Kendaraan hingga Rp40 Miliar, Bupati Arief Rohman Instruksikan Ini |
|
|---|
| Bayi Laki-laki di Semak Pinggir Hutan Jati Semanggi Bisa Diadopsi? Begini Jawaban Dinsos P3A Blora |
|
|---|
| BREAKING NEWS: Bayi Laki-laki Ditemukan di Semak Pinggir Hutan Jati Blora, Ari-ari Masih Lengkap |
|
|---|
| Blora Masuk 8 Besar Produsen Padi Nasional, Ini Strategi Bupati Arief untuk Swasembada Pangan |
|
|---|
| Kecelakaan Kerja RS PKU Muhammadiyah Blora Sebulan Berlalu, Polisi Belum Tetapkan Tersangka |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/Kondisi-ruang-kelas-SMPN-1-Todanan-yang-plafonnya-runtuh.jpg)