Berita Nasional

Melayat ke Rumah Duka Briptu Dhendri, MP3I Kutuk Keras Aksi Terorisme dalam Bentuk Apapun

Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3I) mengutuk keras aksi terorisme yang menewaskan anggota Densus 88 Briptu Anumerta Dhendri

|
Istimewa
Bendahara MP3I, Syauqy Taufiqurrahman (Gus Syauqy, tengah) saat takziyah dan menyampaikan duka cita atas wafatnya Briptu Anumerta Dhendri Ahmad Septian, Jumat (21/4/2023) malam. 

TRIBUNMURIA.COM – Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3I) mengutuk keras aksi terorisme yang menewaskan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, Briptu Anumerta Dhendri Ahmad Septian.

Briptu Anumerta Dhendri meninggal saat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Kelapa Gading, pada Kamis (20/4/2023).

Briptu Dhendri menjalani perawatan medis setelah ditusuk Warga Negara Asing (WNA) Uzbekistan yang hendak kabur dari Kantor Imigrasi, pada 10 April 2023.

Perwakilan pengurus MP3I, Syauqy Taufiqurrahman, melayat ke rumah duka Briptu Dhendri di Sleman, Daerah Istiemewa Yogyakarta (DIY), Jumat (21/4/2023).

Bendahara MP3I yang karib disapa Gus Sayuqi itu mengatakan, pihaknya merasakan duka cita yang mendalam atas gugurnya Briptu Dhendri.

“Kita dari MP3I tentu sangat berduka atas gugurnya Briptu Dhendri Ahmad Septian.”

“Insya Allah beliau syahid, karena gugur dalam tugas membela negara, sebagai abdi negara untuk menjaga NKRI,” kata Gus Syauqi, dalam keterangannya, Sabtu (22/4/2023).

Menurut Gus Syauqi, MP3I sangat menyesalkan atas gugurnya abdi negara dalam menjalankan tugas.

Terlebih, insiden seperti ini bukan kali pertama terjadi.

Senada disampaikan Ketua Umum MP3I, KH M Zaim Ahmad Ma'shoem.

“Kami mengecam aksi terorisme dalam bentuk apapun, ” tegas pengasuh pesantren yang bermukim di tengah Pecinan Lasem, Rembang, itu.

Karenanya MP3I mendorong instansi terkait, misalnya kepolisian, militer, lembaga intelejen serta BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) untuk bekerja lebih keras lagi dalam membendung, mengantisipasi dan mencegah aksi-aksi terorisme di kemudian hari.

“Kami mendoakan semoga almarhum husnul khotimah, diberikan tempat terbaik di sisi Allah min ahlil jannah, serta untuk keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kekuatan, kesabaran dan keikhlasan,” ucap KH M Zaim Ahmad Ma'shoem.

Disebutkan MP3I merupakan wadah komunikasi antarpondok pesantren se-Indonesia yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan yang selama ini terjadi di kalangan pesantren.

Selain itu, agar pesantren tidak tergerus dengan kepentingan politik sehingga pesantren kehilangan jati diri dan independensinya.

MP3I dideklarasikan pada 2013 di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Berikut susunan pengurus MP3I saat ini:

  • Ketua Pembina: Habib Umar Muthohar
  • Wakil Ketua Pembina: Prof Dr Mahfud MD
  • Sekretaris Pembina: KH Badawy Basyir
  • Ketua Umum: KH M Zaim Ahmad Ma'shoem
  • Sekretaris Jenderal: Dr KH Shofiyullah Muzzammil
  • Bendahara Umum: Dr KH Sholahudin Fatawi
  • Bendahara: Syauqy Taufiqurrahman

Kronologi meninggalnya Briptu Dhendri

Diberitakan sebelumnya, sebagaimana dilansir Kompas.com, tiga WNA yang terafiliasi terorisme jaringan internasional Katiba Al-Tauhid Wal-Jihad menyerang petugas saat hendak kabur saat ditahan di Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara pada 10 April 2023 subuh.

Akibat penyerangan itu,  ada satu petugas Imigrasi bernama Adi Widodo meninggal dunia.

Selain itu, terdapat dua petugas Imigrasi, serta dua petugas Densus 88 yang mengalami luka.

Staf Imigrasi bernama Dikky Firstho Damas, serta anggota Densus 88 AT Polri, Bripda Bahrain saat ini masih mendapat perawatan di ICU.

Sedangkan, satu petugas Imigrasi lainnya, Supriatna, mengalami luka ringan dan sudah kembali dari rumah sakit.

Mulanya, Densus 88 mengamankan empat WNA asal Uzbekistan di Indonesia yang terafiliasi jaringan terorisme internasional. 

Mereka di tempatkan di ruang detensi Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara sejak ditangkap 24 Maret 2023 untuk dideportasi.

Pada 10 April 2023, tiga di antaranya yakni BA alias JF, OMM alias IM, dan MIR alias MR menyerang petugas di lokasi dan melarikan diri karena tidak mau dideportasi.

Mereka pun berhasil ditangkap di hari yang sama, kemudian ditempatkan di Rutan Polda Metro Jaya.

Namun, satu WNA inisial BA ditemukan tewas di Kali Sunter.

Sedangkan satu WNA inisial BKA tidak ikut kabur.

Akan tetapi, polisi tetap mendalami soal perannya terkait penyerangan dan kaburnya tiga rekannya.

"(Dugaan keterlibatan BKA) Masih kita periksa secara intensif keterlibatannya dalam perkara penyerangan dan melarikan diri kemarin," ucap Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved