Serba serbi Ramadan 1444 H
Jejak Syiar Islam Era Pakubuwono, Masjid Syarif Kartasura Berarsitektur Jawa Tapi Ukiran Motif Arab
Jejak syiar Islam di Kartasura yang kini menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Sukoharjo masih ada sampai sekarang. Di antaranya Masjid Syarif.
Penulis: Khoirul Muzaki | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, SUKOHARJO- Kartasura menjadi bagian penting dari sejarah panjang Kesultanan Mataram.
Kartasura sempat menjadi pusat pemerintahan Mataram Islam sebelum dipindah ke Surakarta setelah peristiwa Geger Pecinan, sekitar tahun 1745 masehi.
Di bawah Pakubuwono yang memimpin Kasunanan Surakarta, Kartasura masih menjadi wilayah yang diperhitungkan, termasuk untuk pengembangan agama Islam.
Jejak syiar Islam di Kartasura yang kini menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Sukoharjo masih ada sampai sekarang.
Di antaranya Masjid Syarif di Desa Makamhaji sebagai salah satu masjid tertua di Kecamatan Kartasura. Masjid ini menjadi peninggalan penting dari jejak kejayaan Kesunanan Surakarta.
Sebagaimana namanya, pendirian masjid ini tak lepas dari jasa seorang ulama Syeikh Syarif Husein bin Ibrahim Al Hadad.
Menurut Takmir Masjid Syarif, Marwagus, Syeikh Syarif adalah penasehat spiritual di Kasunanan Surakarta.
"Syeikh Syarif hidup di zaman Pakubowono,"katanya, Jumat (25/3/2023)
Mbah Syarif adalah tokoh ulama yang ikut menyiarkan Agama Islam di wilayah Kasunanan Surakarta. Masjid Syarif menjadi ikon pengembangan agama Islam di wilayah Kartasura.
Bukan hanya jadi nama masjid, Syarif juga dijadikan nama dukuh tempat masjid itu berada, kampung Saripan (dari kata Syarif).
Kesan klasik masjid berarsitektur Jawa ini masih sangat terasa. Memasuki serambi masjid ini, memori pengunjung seakan dibawa ke era Kasunanan Surakarta, sekitar abad ke 19.
Meski sudah dipugar total, beberapa bagian masjid dipertahankan.
"Sudah dipugar total, sudah tidak utuh, " kata Marwagus.
Baca juga: Uniknya Masjid Saka Tunggal Banyumas, Didirikan Mbah Mustolih Sejak 1288, Sebelum Era Wali Songo
Baca juga: Masjid Al-Manshur Tertua di Wonosobo Dibangun Tahun 1847, Makam Kyai Walik Jadi Magnet Peziarah
Baca juga: Begini Antrean Saat Buka Puasa Ramadan di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Siapkan 6000 Paket Takjil
Tidak semua bagian masjid dibongkar dan diganti dengan bangunan baru. Ada beberapa bagian masjid yang masih utuh atau dipertahankan keasliannya.
Tempat pengimaman misalnya. Meski sudah tidak difungsikan lagi, bangunan itu masih dipertahankan keasliannya.
Melihat dari Dekat Masjid di Puncak Gunung Muria Saksi Sejarah Penyebaran Islam di Kabupaten Kudus |
![]() |
---|
Anak dan Remaja Lintas Desa Ramaikan Lomba Tongtek Penggugah Sahur di Masjid Ar Rahman Blora |
![]() |
---|
Ramadan, Perajin Bedug di Banyumas Kebanjiran Pesanan, Mayoritas Order dari Luar Kota |
![]() |
---|
Ribuan ASN di Kota Semarang Besok Wajib Belanja di Pasar Johar, TPP THR Sudah Cair |
![]() |
---|
Tebus Murah Cabai dan Bawang Hanya Rp 1.000 pada Bazar Ramadan di Balai Kota Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.