Berita Solo
Ihwal Utang Ratusan Juta Mandor Masjid Raya Sheikh Zayed, Gibran: Santai Wae, Wes Tak Rampungke
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, turun tangan untuk turut membantu menyelesaikan utang mandor poyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
TRIBUNMURIA.COM, SOLO - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, turun tangan untuk turut membantu menyelesaikan utang mandor poyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, kepada pemilik warung kakan Restu Bunda, Dian Ekasarai (38).
Gibran sudah berkomunikasi dengan mandor proyek Masjid Raya Shiekh Zayed Solo yang menunggak pembayaran uang makan hingga Rp145 juta.
Kata Gibran, mandor proyek bersangkutan sudah berkomitmen membyar utang-utangnya.
Baca juga: Saat Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Sisakan Persoalan, Utang Mandor Rp145 Juta Belum Terbayar
Baca juga: Reaksi Gibran Dapat Laporan Mandor Masjid Sheikh Zayed Utang Rp145 Juta: Woalah, Yo Bangkrut Noh
Baca juga: Ini Rencana Kegiatan Ramadan di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Simaan Alquran hingga Kajian Tafsir
"Ada (itikad baik dari mandor). Santai wae. Wis tak rampungke dekwingi bengi tenang wae (sudah saya selesaikan kemarin malam tenang saja)," kata diaGibran.
Diketahui, permasalahan utang mandor proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, kepada warung makan Restu Bunda menemukan titik terang.
Mandor yang masih memiliki utang makan para pekerjanya di warung milik Dian Ekasari (38) yang mencapai Rp145 juta akan segera dilunasi.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan ada itikad baik dari mandor proyek.
Mereka berjanji ingin melunasi utang kepada pemilik warung makan.
"Masjid Gilingan (Masjid Raya Sheikh Zayed) sudah ketahuan orang-orangnya siapa saja ya."
"Mengko lak dirampungke (nanti akan diselesaikan)," kata Gibran ditemui di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/3/2023).
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa para mandor yang memiliki utang makan telah berjanji akan melunasi utang tersebut.
"Harus (melunasi). Duwit semono kok (uang segitu kok). (Mandor) janji untuk melunasi."
"Kemarin malam sudah janji (melunasi)," ungkap suami Selvi Ananda.
Menurut Gibran pihak rekanan juga tidak akan lepas tangan terkait persoalan tersebut.
Lebih lanjut Gibran berpesan kepada pemilik warung di Solo yang di sekitarnya ada pembangunan proyek supaya segera melapor jika menemukan kejanggalan terkait uang makan pekerja yang tidak dibayarkan.
"Jangan diterus-teruskan sampai kasbonnya numpuk Rp145 juta."
"Itu sangat parah menurut saya," terang ayah Jan Ethes Srinarendra.
Bukan tanggung jawab PT Waskita Karya
Sementara Manajemen PT Waskita Karya (Persero) Tbk menegaskan tidak memiliki kewajiban untuk membayar utang mandor proyek Masjid Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah.
Project Manager SZGMS Solo, Adriansyah, mengatakan sejak awal Perseroan dalam hal ini Tim Proyek sudah menginformasikan kepada warga dan warung-warung di sekitar lokasi proyek untuk tidak memberikan utangan kepada oknum mandor atau vendor.
“Dapat Perseroan sampaikan untuk pembayaran utang mandor ke warung bukan tanggung jawab Waskita."
"Hal itu dikarenakan para mandor Masjid Sheikh Zayed sudah dibayar 100 persen oleh Perseroan sesuai hak atas tanggung jawab pekerjaannya,” jelas Adriansyah.
Ia menegaskan, tim proyek Perseroan sudah memberikan nomor kontak dan juga fotokopi KTP dari para mandor supaya diselesaikan secara musyawarah.
“Tim proyek juga tidak mengetahui apakah para mandor itu benar berutang atau kasbon kepada warung atau tidak, karena tim proyek tidak mengetahuinya,” tandas Adriansyah.
Sebelumnya, sebuah warung mengaku diutangi pekerja proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo selama dua tahun pengerjaan, dengan nilai mencapai Rp145 juta.
Pemilik warung makan Restu Bunda, Dian (38) mengungkapkan, para mandor awalnya menjanjikan uang makan dibayar tiap dua minggu sekali.
Namun, pembayaran beberapa kali terlambat.
Hingga, uang makan itu tak pernah dibayarkan sampai proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo selesai.
"Perjanjiannya tiap dua minggu terbayarkan."
"Sedangkan dari sisi mandornya perusahaannya enggak on-time."
"Bahkan terkadang 4 minggu sekali baru dibayarkan," terangnya.
Dia menuturkan, para pekerja proyek itu berutang di bawah tiga mandor. Pertama mandor N yang mempunyai utang Rp65 juta.
Kemudian mandor berinisial G yang berutang Rp50 juta. Keduanya disebut berasal dari Demak.
Terakhir adalah mandor inisial G, asal Purwodadi, yang masih nombok uang makan hingga Rp30 juta.
"Kemarin kasusnya banyak mandor-mandor ngeluh dipending."
"Bayaran sekian hanya menerima sekian persen. Mandor harus cari kekurangan dari mana," tuturnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Utang Rp 145 Juta ke Warung, Gibran: Kemarin Malam Sudah Janji Melunasi
Menyalakan Cinta, Meruntuhkan Stigma: Kiprah Tria dan Griya Schizofren di Surakarta |
![]() |
---|
Pegadaian dan BP2MI Ajak Pekerja Migran Investasi Emas: Cegah Mereka Terjerat Pinjol Ilegal |
![]() |
---|
Jomblo Merapat! 'Golek Garwo' Program Spesial Masjid Raya Syeikh Zayed Solo Jelang Ramadan 2025 |
![]() |
---|
Soal Kasus Pemerkosaan yang Dilaporkan Warga ke Komisi III DPR, Kapolresta Solo: Tidak Pernah Ada |
![]() |
---|
Deklarasi Bubarkan Diri, 8.000 Eks Anggota Jemaah Islamiyah Ikrar Kembali ke Pangkuan NKRI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.