Berita Solo

Saat Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Sisakan Persoalan, Utang Mandor Rp145 Juta Belum Terbayar

Kemegahan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo menyisakan persoalan bagi warga sekitar. Utang mandor proyek untuk makan pekerja Rp145 juta belum terbayarkan

|
TRIBUNMURIA.COM/MUHAMMAD SHOLEKAN
Suasana di sekitar kawasan Masjid Raya Syekh Zayed Solo pada, Selasa (3/1/2023). Para penjual penganan meraup untung meski masjid tersebut belum dibuka untuk umum, Rabu (4/1/2023). 

TRIBUNMURIA.COM, SOLO - Proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo menyisakan persoalan bagi warga sekitar.

Meski Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, yang pembangunannya dibiayai oleh Presiden UAE, Mohammad bin Zayed itu, sudah dibuka untuk umum pada 28 Februari 2023 lalu, persoalan yang tersisa hingga kini belum selesai.

Persoalan yang dimaksud adalah mandor proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, yang pembangunannya dilakuksan sejak 6 Maret 2021, itu meninggalkan utang Rp145 juta kepada pemilik warung makan Restu Bunda.

Pemilik warung makan Restu Bunda, Masjid Raya Sheikh Zayed solo
Pemilik warung makan Restu Bunda, Dian (38). Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, yang telah dibuka untuk umum pada 28 Februari 2023 lalu menyisakan persoalan. Utang mandor proyek untuk makan para pekerja senilai Rp145 juta di warung makan Restu Bunda belum terbayarkan hingga sekarang.

Utang mandor tersebut adalah uang makan untuk para pekerja proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.

Lokasi warung makan Restu Bunda ini ada di sekitar kawasan masjid tersebut.

Pemilik warung makan Restu Bunda, Dian (38) mengaku harus menjual perhiasan yang dimilikinya agar bisa kulakan dan menjalankan warungnya.

Baca juga: Ini Rencana Kegiatan Ramadan di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Simaan Alquran hingga Kajian Tafsir

Baca juga: Jamaah Salat Subuh Perdana Masjid Sheikh Zayed Solo, Ganjar Makmum, Wapres Maruf Amin Pimpin Doa

Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Dibuka 28 Februari Ini, Khusus Ramadan Ada Lima Imam dari UEA

"Ya sedikit demi sedikit. Apa yang ada dijual dulu."

"Yang punya perhiasan dijual dulu untuk gali lubang tutup lubang," jelasnya saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (16/3/2023).

Para pekerja yang berutang di bawah tiga mandor.

Di antaranya mandor berinisial N yang memiliki hutang Rp65 juta.

Lalu G yang berhutang Rp50 juta. Mereka sama-sama berasal dari Demak.

Ada pula mandor yang juga berinisial G, yang juga memiliki utang Rp30 juta. Ia berasal dari Purwodadi.

Selama proyek ia melayani makan para pekerja proyek di bawah 3 mandor.

Ia sempat menolak karena tidak sanggup melayani semuanya.

"Sebenarnya 6. Maaf kalau saya harus nyukupin 6 mandor saya tidak bisa. Tolong dibagi warung. Yang 3 dibagi warung dekat bengkel," jelasnya.

Sumber: Tribun Solo
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved