Berita Purbalingga

PBNU Serahkan Lukisan Mbah Hisyam Kalijaran Kakek Mertua Ganjar Karya Perupa Berdarah Tionghoa

PBUN serahkan lukisan kakek mertua Ganjar Panowo KH Hisyam Kalijaran (Mbah Hisyam) di sela-sela haul ke-34 Mbah Hisyam.

Penulis: Hermawan Endra | Editor: Yayan Isro Roziki
Istimewa
Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) memberikan kenang-kenangan lukisan Mbah Hisyam, karya perupa berdarah Tionghoa, Djoko Susilo, saat haul ke-34 kakek mertua Ganjar Pranowo, di Pondok Pesantren Sukawarah Roudlotus Sholichiin Sholichat, Desa Kalijaran Karanganyar Purbalingga, Minggu (12/3/2023). 

Isfandiari menunjukkan keakraban dengan menggandeng KH Achmad Musta'id Billah saat berjalan menuju makam Mbah Hisyam yang berlokasi di barat Masjid Al Irsyad komplek pesantren.

Setibanya di makam, mereka kemudian membaca tahlil dan doa bersama.

"Mbah Hisyam itu orang istimewa bagi Purbalingga dan benar-benar harus diingat riwayat serta biografinya oleh anak-anak, nahdliyin terutama," ujar Isfandiari.

Kegiatan ziarah dalam rangkaian peringatan Harlah 1 Abad NU ini merupakan upaya untuk mengenang sekaligus mengenalkan sosok pejuang NU.

"Iya pesan saya adalah saat ziarah, terutama anak-anak muda NU kita harus benar-benar mendapatkan inspirasi dari beliau."

"Karena beliau di masa muda sampai akhir hayatnya mengabdi pada negara pada nusantara sehingga beliau dikenang sampai saat ini dan teman-teman masih menziarahinya untuk kepentingan banyak umat," paparnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengapresiasi antusiasme warga nahdliyin di Purbalingga dalam memeringati satu abad organisasi yang didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari tersebut.

"Ini adalah salah satu rangkaian peringatan 1 Abad NU yang puncaknya digelar di Sidoarjo. Ini bukan hanya peristiwa nasional tapi dunia, dan PBNU sangat apresiasi kegiatan di Purbalingga karena antusias sangat besar," ungkapnya.

Diketahui, peringatan Harlah satu abad NU di Purbalingga berlangsung meriah.

Selain ziarah ke makam Mbah Hisyam Kalijaran, juga diadakan karnaval budaya nusantara di GOR Goentur Darjono.

Di antaranya, 100 gunungan tumpeng. Selain itu, juga ada pertunjukan budaya dari masing-masing wilayah, seperti rebana, kuda lumping dan budaya lain yang menjadi ciri khas desa. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved