Berita Demak

Konfercab Ansor Demak Ricuh, Mantan Ketua PC Pecah Kaca Melarikan Diri, Peserta: Ini Dagelan!

Konfercab GP Ansor Demak ricuh, mantan Ketua PC melarikan diri dengan memecahkan kaca jendela tempat konferensi. Peserta: apa-apan, ini dagelan!

|
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Tito Isna Utama
Konferensi Cabang (Konfercab) GP Ansor Kabupaten Demak di YPI Hidayatul Mubtadi'in, Bulusari, Sayung, berakhir ricuh, Senin (27/2) malam. Banyak peserta menilai Konfercab berlangsung dengan penuh kecurangan. Mantan Ketua PC Ansor Demak justru melarikan diri saat Konfercab berlangsung. 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Konferensi Cabang (Konfercab) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Demak yang berlangsung di YPI Hidayatul Mubtadi'in, Bulusari, Sayung, berakhir ricuh, Senin (27/2/2023) malam.

Ratusan pengurus ranting dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) melakukan aksi protes menyusul proses Konfercab yang dinilai penuh rekayasa dan kecurangan.

Protes semakin memanas lantaran sebagian peserta yang memiliki hak suara tidak diizinkan masuk.

Baca juga: Ratusan Pengurus Ranting dan 7 PAC Kompak Tolak Hasil Konfercab Ansor Demak: Cacat Hukum!

Tak kurang dari 700 anggota Banser dari sejumlah PAC pun dilarang menyaksikan kegiatan Konfercab.

Walhasil terjadi aksi saling dorong antara massa dan panitia di pintu gerbang.

Namun tak berapa lama mereka akhirnya bisa masuk setelah jumlah Banser yang datang semakin banyak.

Sementara itu mantan Ketua PC GP Ansor Demak, Nurul Muttaqin, yang menjadi bagian dari sasaran protes dikabarkan melarikan diri dengan cara keluar lewat jendela belakang sekolah tempat berlangsungnya acara.

"Tadi ada yang melihat Nurul Muttaqin keluar lewat jendela dengan memecah kaca, karena banyak yang mencari dia," kata salah seorang anggota Banser yang ada di lokasi tersebut.

Ketua PAC GP Ansor Mranggen, Watsiq, mengatakan tahapan Konfercab yang menjadi penentu pemilihan Ketua PC Ansor berlangsung sangat singkat nyaris tidak lebih dari 10 menit.

"Tatib dibaca cepat dan tahu-tahu pimpinan sidang memutuskan nama calon yang jadi."

"Ini Konfercab apa-apaan kok seperti dagelan," katanya.

Watsiq menuturkan, sehari sebelumnya, saat proses penghitungan jumlah rekomendasi untuk usulan nama bakal calon ketua, terdapat dua kandidat yakni Mukahammad Nur Huda dan Lathifa Fahri. 

Sehubungan dukungannya memenuhi unsur perolehan minimal suara, maka pimpinan sidang mengatakan bahwa selanjutnya akan dipertemukan kedua kandidat untuk musyawarah mufakat.

Jika tidak mufakat maka ditempuh melalui voting tertutup atau digelar Konfercab ulang.

"Tetapi nyatanya tidak demikian. Ini menunjukkan keputusan sidang tak konsisten dan mengingkari yang telah menjadi keputusan bersama semua pimpinan PAC," tegasnya.

Senada disampaikan Ketua PAC Ansor Guntur, Choerul Huda, bahwa sejak awal panitia tidak netral.

Bahkan keputusan penentuan dilakukan dengan mengingkari keputusan sebelumnya, dan diambil saat belum banyak peserta yang hadir karena masih dalam perjalanan.

"Kami melihat penuh rekayasa, kecurangan dan tidak fair."

"Sebenarnya hal ini sudah terendus sejak tahapan pengumpulan rekomendasi bakal calon," ungkapnya. 

Sebab, dari keterangan beberapa ketua ranting ternyata nama pilihan calon ketua yang ada dalam surat rekomendasi dimanipulasi. 

Solekhan, salah satu pengurus ranting di kecamatan Bonang mengaku merasakan keganjilan-keganjilan dari panitia. 

"Beberapa ranting yang beda suara bahkan dipersulit mendapatkan surat undangan dan rekom yang dibawa oleh ketua PAC Bonang," terangnya.

Melihat banyak kecurangan dan kotornya pelaksanaan konfercab Ansor Demak, senior Banser Demak Teguh Arjun mengaku tak bisa menerima kenyataan demikian.

"Proses Konfercab GP Ansore Demak ini telah mencederai organisasi dan menimbulkan perpecahan di internal Ansor dan Banser di Kabupaten Demak," tegasnya.

Pengurus ranting dan PAC kompak tolak hasil Konfercab

Ratusan Pimpinan Ranting dan 7 Pimpinan Anak Cabang (PAC), menolak hasil Konferensi Cabang (Konfercab) GP Ansor Demak yang berlangsung di Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Hidayatul Mubtadi'in, Desa Bulusari, Kecamatan Sayung, Senin (27/2/2023) malam.
Ratusan Pimpinan Ranting dan 7 Pimpinan Anak Cabang (PAC), menolak hasil Konferensi Cabang (Konfercab) GP Ansor Demak yang berlangsung di Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Hidayatul Mubtadi'in, Desa Bulusari, Kecamatan Sayung, Senin (27/2/2023) malam. (TribunMuria.com/Tito Isna Utama)

Ratusan Pimpinan Ranting dan 7 Pimpinan Anak Cabang (PAC), menolak hasil Konferensi Cabang (Konfercab) GP Ansor Demak yang berlangsung di Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Hidayatul Mubtadi'in, Desa Bulusari, Kecamatan Sayung, Senin (27/2/2023) malam.

Ratusan ranting dan PAC Ansor menilai, Konfercab Ansor Demak di Sayung tersebut cacat prosedur, sehingga otomatis hasilnya juga cacat hukum.

Mereka menilai, Konfercab Ansor Demak di Sayung yang memilih Lathifa Fahri sebagai Ketua PC Ansor Demak baru, penuh dengan rekayasa dan kecurangan dalam setiap tahapannya.

Antara lain, pada saat pelaksanaan Konfercab tidak ada pembahasan secara detail substansi muatan bahan konferensi.

Presidium sidang secara sepihak meminta persetujuan dan penetapan bahan konferensi kepada para hadirin.

Dalam kesempatan itu, tidak ada jeda peserta sidang konferensi untuk mengajukan keberatan maupun interupsi.

Sidang pembahasan bahan Konfercab, yang dipimpin Hadi Masykur --yang juga merangkap Sekretaris
Caretaker PC GP Ansor Demak--, berlangsung hanya 10 menit.

Selanjutnya, langsung dilakukan penetapan ketua terpilih oleh Ketua Caretaker PC GP Ansor Demak yang juga Pengurus Pusat GP Ansor, Ulil Archam.

Sebelum sidang dimulai, presidium sidang juga tidak melakukan mekanisme validasi kehadiran peserta, baik keterwakilan dari Pimpinan Ranting maupun PAC, apakah sudah sesuai dan memenuhi kuorum ataukah belum.

Padahal, kuorum sidang harus terpenuhi sebagaimana diatur dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) GP Ansor.

“Padahal proses untuk ikuti forum ini begitu ketat persyaratannya, tapi kami terheran-heran kenapa prosesnya begitu singkat dan tidak ada pembahasan mendetail dan substantif terkait materi konfercab."

"Apakah seperti ini contoh berorganisasi yang baik?” tutur Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Mranggen, Ahmad Watsiq, dalam konferensi pers yang digelar di Kantor PCNU Demak, Selasa (28/2/2023).

Watsiq menuturkan, sehari sebelumnya, saat proses penghitungan jumlah rekomendasi untuk usulan nama bakal calon ketua, terdapat dua kandidat yakni Mukhamad Nur Huda dan Lathifa Fahri.

Selanjutnya, lantaran kedua calon memenuhi unsur perolehan minimal dukungan, maka pimpinan sidang saat itu mengatakan bahwa selanjutnya kedua kandidat akan dipertemukan untuk musyawarah mufakat.

Jika tidak ada mufakat, maka ditempuh melalui voting tertutup atau digelar konfercab ulang.

Kemudian pada Selasa (28/2/2023) sore, dilaksanakan pertemuan yang digagas Ulil Archam, mempertemukan antara kandidat Mukhamad Nur Huda dan Lathifa Fahri di Semarang, guna musyawarah untuk mencapai mufakat.

Tapi, dalam pertemuan tersebut tidak ada mufakat.

"Mestinya ketika tidak mufakat, dilaksanakan tahapan berikutnya sebagaimana sosialisai
sebelumnya, tetapi nyatanya tidak demikian," ujarnya.

Dia menegaskan, proses hingga keputusan sidang tak konsisten dan mengingkari hal-hal yang telah menjadi keputusan bersama semua pimpinan PAC.

"Tatib dibaca cepat dan tahu-tahu pimpinan sidang memutuskan nama calon yang jadi."

"Ini Konfercab apa-apaan kok seperti dagelan," katanya.

Ketua PAC Ansor Guntur, Choerul Huda mengungkapkan, bahwa sejak awal panitia tidak netral.

Bahkan keputusan penentuan dilakukan dengan mengingkari keputusan sebelumnya, dan diambil saat belum banyak peserta yang hadir karena masih dalam perjalanan.

"Kami melihat penuh rekayasa, kecurangan dan tidak fair. Konferensi diputuskan saat masih sangat banyak pengurus ranting sedang perjalanan ke lokasi acara."

"Sedangkan yang sampai di lokasi juga tidak boleh masuk, ini benar-benar konferensi dagelan," katanya (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved