Berita Kudus

Curhat Warga Korban Langganan Banjir Jati Wetan Kudus: Sore Dibersihkan, Esok Pagi Kebanjiran Lagi

Curhat warga korban langganan banjir di Desa Jati Wetan Kudus. Pagi kembali terendam banjir, setelah sore sebelumnya bersihkan lumpur sisa genangan.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rezanda Akbar D
Desa Jati Wetan, Kudus, kembali terendam banjir pada Jumat (24/2/2023). Warga korban langganan banjir di Desa Jati Wetan curhat: sore hari bersihkan sisa material banjir, esok pagi harinya sudah kembali terendam. 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Curahan hati (curhat) warga Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, jadi korban langganan banjir tiap kali musim hujan tiba.

Desa Jati Wetan kembali terendam banjir setelah sebelumnya genangan di daerah tersebut sempat surut pada tiga hari lalu, pascapembukaan pintu air di tanggul Sungai Wulan.

Warga korban langganan banjir di Desa Jati Wetan curhat, sore hari sisa-sisa material banjiran dibersihkan, namun pada keesokan pagi harinya rumah mereka sudah kembali terendam banjir.

Desa Jati Wetan, Kudus, kembali terendam banjir pada Jumat (24/2/2023). Warga korban langganan banjir di Desa Jati Wetan curhat: sore hari bersihkan sisa material banjir, esok pagi harinya sudah kembali terendam.
Desa Jati Wetan, Kudus, kembali terendam banjir pada Jumat (24/2/2023). Warga korban langganan banjir di Desa Jati Wetan curhat: sore hari bersihkan sisa material banjir, esok pagi harinya sudah kembali terendam. (TribunMuria.com/Rezanda Akbar D)

Dari pantauan Tribunmuria.com banjir di Desa Jati Wetan kedalamannya bervariasi, kedalam air mulai dari 20-70 centimeter (cm).

Desa Jati Wetan kembali terendam setelah sebagian wilayah Kudus didera hujan dengan intensitas cukup tinggi.

Baca juga: Kami yang Pertama Terendam dan Terakhir Surut, Kata Warga Langganan Banjir di Tanggulangin Kudus

Baca juga: Lima Desa di Kudus Kembali Direndam Banjir, BPBD: Waspada, Februari Intensitas Hujan Tinggi

Baca juga: Ketinggian Air hingga 2,5 Meter, Kudus Kembali Terendam Banjir, Ratusan Rumah di Mejobo Terdampak

Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto, saat meninjau banjir, Jumat (24/2/2023).

Dia mengatakan bahwa sebanyak 300-an rumah terendam banjir.

"Sempat tiga atau empat hari lalu banjir di Jati Wetan surut usai pintu tanggul dibuka."

"Kemudian intensitas hujan kembali tinggi yang menyebabkan kembali banjir saat ini," tuturnya.

Agus menambahkan, bahwa hampir dua bulan yakni Januari dan Februari Desa Jati Wetan mengalami banjir yang naik turun.

"Untuk saat ini, kami sudah mengimbau dan meminta kepada warga untuk berhati-hati dan mengungsi."

"Kami juga membuka pengungsian di aula Desa Jati Wetan," ucapnya.

Sementara itu, Ima, Warga Desa Jati Wetan mengaku saat ini genangan air memasuki rumahnya hingga selutut.

Selain itu, dia juga lelah membersihkan genangan banjir yang masuk ke rumahnya.

"Sekarang air masuk di rumah sampai selutut, pagi harinya air masuk, sore habis dibersihkan rumahnya nanti kemasukan lagi," terangnya.

Banjir tersebut membuat dirinya tidak bisa melakukan banyak aktivitas.

"Tidak bisa aktivitas, hanya menunggu air surut. Apalagi banjir yang ini tidak ada bantuan yang masuk," ungkapnya.

Paling awal terendam, tapi paling terakhir surut

Puluhan rumah di Dusun Tanggulangin RT 4/RW 3 Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus masih terendam banjir.

Ketinggian air saat ini, Selasa (21/2/2023) mencapai 30-50 sentimeter.

Akses jalan keluar masuk permukiman pun masih lumpuh dari kendaraan bermotor, warga harus berjalan kaki atau menggunakan getek untuk menjangkau jalan raya.

Seorang warga, Susanto mengatakan, wilayah permukimannya merupakan daerah yang mengalami banjir pertama dan terakhir kali terendam banjir (surut).

Menurut dia, banjir periode lanjutan ini sudah terjadi selama sepekan terakhir. Ketinggian air sempat mencapai 80 sentimeter yang menggenangi puluhan rumah sekitar.  

"Daerah sini yang paling lama banjir. Pertama kali kebanjiran dan terakhir kali surut," terangnya.

Susanto menyebut, air yang menggenangi permukiman sangat keruh, sehingga dikhawatirkan dapat memicu timbulnya berbagai penyakit bagi masyarakat.

Pihaknya berharap, ada penanganan dan solusi dari pemerintah supaya Kabupaten Kudus tidak terendam banjir terus-menerus.

"Setiap air naik, warga pakai getek untuk menjalakan aktivitas keluar masuk kampung."

"Air kalau pas tidak hujan keruh banget, kalau pas hujan lumayan jernih. Kami cuma berharap bagaimana penanggulangannya agar tidak sering-sering banjir," harap dia.

Warga lain, Muhammmad Akmal menambahkan, biasanya banjir menggenangi permukiman satu kali dalam semusim hujan.

Begitu banjir sudah melewati puncaknya dalam beberapa pekan, tidak datang lagi banjir susulan yang besar.

Akibatnya, kata dia, masyarakat harus merasakan dampak banjir secara berkelanjutan yang belum bisa diprediksi kapan berakhirnya.

"Satu musim penghujan ini sudah dua kali banjir cukup besar datang."

"Puncaknya dikira Desember-Januari lalu, ternyata datang lagi sepekan terakhir ini," ucapnya.

Muhammmad Akmal mengaku tidak mengetahui persis apa penyebab banjir datang lagi menggenangi permukiman.

Dia berharap cuaca segera membaik supaya banjir segera surut dan tidak datang kembali.

"Kalau banjir, otomatis aktivitas masyarakat terganggu."

"Saat ini warga masih bertahan di rumah, sehingga tetap bisa bekerja."

"Kalau air terus meninggi, bisa jadi nanti harus mengungsi lagi," tuturnya. (rad/sam) 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved