Berita Kudus

'Kami yang Pertama Terendam dan Terakhir Surut', Kata Warga Langganan Banjir di Tanggulangin Kudus

Cerita warga langganan banjir di Dusun Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus: kami yang pertama terendam dan terakhir surut

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Yayan Isro Roziki
Tribunmuria.com/Saiful Masum
Warga mengarungi genangan banjir yang membanjiri puluhan rumah di Tanggulangin RT 4/RW 3 Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Selasa (21/2/2023). 

Cerita warga langganan banjir di Dusun Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus: "Kami yang pertama terendam dan terakhir surut."

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Puluhan rumah di Dusun Tanggulangin RT 4 RW 3 Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus masih terendam banjir.

Ketinggian air saat ini, Selasa (21/2/2023) mencapai 30-50 sentimeter.

Akses jalan keluar masuk permukiman pun masih lumpuh dari kendaraan bermotor, warga harus berjalan kaki atau menggunakan getek untuk menjangkau jalan raya.

Baca juga: Ketinggian Air hingga 2,5 Meter, Kudus Kembali Terendam Banjir, Ratusan Rumah di Mejobo Terdampak

Baca juga: Warga Desa Jati Wetan Pertanyakan Tiada Bantuan Banjir Pemkab Kudus

Seorang warga, Susanto mengatakan, wilayah permukimannya merupakan daerah yang mengalami banjir pertama dan terakhir kali terendam banjir (surut).

Menurut dia, banjir periode lanjutan ini sudah terjadi selama sepekan terakhir. Ketinggian air sempat mencapai 80 sentimeter yang menggenangi puluhan rumah sekitar.  

"Daerah sini yang paling lama banjir. Pertama kali kebanjiran dan terakhir kali surut," terangnya.

Susanto menyebut, air yang menggenangi permukiman sangat keruh, sehingga dikhawatirkan dapat memicu timbulnya berbagai penyakit bagi masyarakat.

Pihaknya berharap, ada penanganan dan solusi dari pemerintah supaya Kabupaten Kudus tidak terendam banjir terus-menerus.

"Setiap air naik, warga pakai getek untuk menjalakan aktivitas keluar masuk kampung."

"Air kalau pas tidak hujan keruh banget, kalau pas hujan lumayan jernih. Kami cuma berharap bagaimana penanggulangannya agar tidak sering-sering banjir," harap dia.

Warga lain, Muhammmad Akmal menambahkan, biasanya banjir menggenangi permukiman satu kali dalam semusim hujan.

Begitu banjir sudah melewati puncaknya dalam beberapa pekan, tidak datang lagi banjir susulan yang besar.

Akibatnya, kata dia, masyarakat harus merasakan dampak banjir secara berkelanjutan yang belum bisa diprediksi kapan berakhirnya.

"Satu musim penghujan ini sudah dua kali banjir cukup besar datang."

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved