Berita Jepara
Harga Gabah Anjlok di Jepara, Petani Salahkan Bulog, Pupuk Bersubsidi Sering Kosong
Harga gabah di Kabupaten Jepara mengalami penurunan hingga Rp 5.700 per kilogram, Bulog menjadi alasan penurunan harga gabah.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Nasrun mengeluhkan harga gabah terus turun di pasar.
Hal ini merugikannya. Pasalnya, dalam amatannya, harga gabah kering panen atau GKP semula kisaran Rp 6.200-6.300.
Harga itu terus turun hingga mencapai Rp 5.700 per kg.
Petani asal Desa Tedunan, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, itu menilai, turunnya harga tersebut karena suplai beras bulog ke pasar-pasar tradisional.
Menurutnya, harga gabah juga bergantung pada harga beras. Apabila harga beras di pasar turun, maka otomatis nilau jual gabah juga turun.
"Awal tahun harga beras sudah bagus. Petani juga senang. Tapi sekarang merosot," terangnya, Senin (13/2/2023).
Baca juga: Gelontoran Beras Bulog ke Pasaran Picu Turunnya Harga Gabah di Jepara, Cuma Rp 5.700 per Kilogram
Hal yang sama juga diungkapkan Masduki (65). Menurutnya, harga jual gabah saat ini tidak menutup ongkos produksi. Kendati harga gabah saat ini masih di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Di mana pemerintah telah menetapkan HPP Rp 4.200 untuk beras. Hal itu, kata dia, masih tetap rendah bagi petani.
Apalagi selama proses tanam banyak kendala dialami petani. Satu di antaranya kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.
"Kami beli pupuk urea non subsidi dengan harga Rp 500.000 per kwintal. Ada kartu tani untuk membeli pupuk urea bersubsidi seharga Rp 225.000 per kwintal, tapi barangnya sering kosong,'' ungkapnya.
Masduki berharap pemerintah meninjau ulang penetapan harga saat ini. Pasalnya harga saat ini dirasa masih belum berpihak kepada petani.
Dimintai tanggapan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara Diyar Susanto mengatakan harga beras tergantung pasar.
"Banyak hal umum yang mempengaruhi harganya," ujarnya.
Dia menyebut produksi beras di Kabupaten Jepara tergolong aman. Bahkan produksinya dipastikan surplus. Produksi gabah saat ini mencapai 255 000 gabah atau 161.000 ton beras.
Jumlah produksi itu masih jauh di atas kebutuhan beras konsumsi di Jepara yang mencapai 131.000 ton.
| Investor Korsel akan Kelola Pantai Kartini dan Pantai Bandengan Jepara |
|
|---|
| Sudah 2 Tahun Atap Kelas SDN Demangan Jepara Ambrol Tak Kunjung Diperbaiki |
|
|---|
| Warga Jepara Mulai Resah Kabar Maraknya Beras Oplosan, Kata Endang Rasa Nasinya Beda |
|
|---|
| Perusahaan Asal Korea Selatan Resmikan TK Komipo Ester di Bondo Kabupaten Jepara |
|
|---|
| Parah! Mantri Bank Pelat Merah di Jepara Korupsi Penyaluran Kredit untuk Judi Online |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/pan-di-gud.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.