Berita Jateng

Gus Nur Ngaku Susah Salat, Bayar Rp100.000 Per Hari di Rutan Polda Jateng, Begini Tanggapan Polisi

Gus Nur alias Sugik mengaku susah mendirikan salat dan ditarik pungli Rp100.000 tiap hari selama di rutan Polda Jateng. Begini tanggapan polisi.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Yayan Isro Roziki
Dok Polda Jateng
Sugik Nur Raharja (49) atau lebih dikenal sebagai Gus Nur mengikuti ritual ibadah salat Jumat saat ditahanan di rutan Polda Jateng. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Sugik Nur Raharja (49) atau lebih dikenal sebagai Gus Nur menyampaikan pernyataan kontroversial di media sosial (medsos).

Pria asal Pakis, Kabupaten Malang,  Jawa Timur itu, mengaku, dizalimi saat menjadi tahanan Polri, dan ditempatkan di rutan Polda Jateng.

Sugik alias Gus Nur mengaku susah melaksanakan salat dan tiap hari ditarik pungutan liar (pungli) Rp100.000 tiap hari, selama 12 hari berada di rutan Polda Jateng.

Hal itu diungkapkan dalam tayangan Snack Video yang diupload akun Alda Ahmad dengan viewer dan komentar hingga ribuan, bertajuk "Blak-blakan!Gus Nur di Dzolimi, Gus Nur dihormati, ini yang Gus Nur lakukan".

Diduga, pernyataan Sugik Nur tersebut disampaikan selepas mengikuti persidangan sebagai terdakwa pencemaran nama baik terkait tuduhan ijazah palsu Presiden Jokowi, pada Selasa, 31 Januari 2023 di Pengadilan Negeri (PN) Surakarta.

Dalam video berdurasi 7 menit itu Sugik Nur mengaku dizalimi, karena saat ditahan di rutan Polda Jateng  selama 12 hari, ia  tidak dapat menelepon anak dan istri. 

Ia juga mengaku sempat dipindahkan ke sel tahanan yang sempit sehingga tidak bisa selonjoran.

"Bersama tahanan narkoba 9 orang. (Mereka) gak mengerti bab wudhu, bab thaharah (bersuci). Kamar mandinya pesing. Zalim gak itu," katanya dalam tayangan video.

Sugik mengaku tak kuat menahan bau pesing di ruang tahanan sempit itu.

Karena itu, ia meminta agar dipindahkan ke sel lain lebih luas, agar bisa menjalankan ibadah salat berjamaah.

"Saya kemudian dipindah ke kamar yang tidak dikunci, tapi bayar saya! Bayar Rp100 ribu tiap hari ke kepala kamar, bukan petugas (polisi)nya."

"Gak tahu uangnya lari kemana. Bayar saya, untuk supaya bisa salat. Zalim gak itu," bebernya.

Setelah dipindah ke sel baru, Sugik Nur mengaku bisa salat dan sering ditunjuk menjadi khatib.

"Masak khatib dijadikan tersangka penistaan agama, saya bukan orang mencla-mencle, A ya A," ujarnya.

Respon Polda Jateng

Halaman
123
Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved