Berita Jateng

Pelecehan Seksual Modus Rogoh Pantat di Salatiga Kian Meresahkan

Seorang perempuan warga Salatiga dilecehkan dengan memegang pantat saat joging pagi. Kejadian tersebut bermula korban joging pada pukul 05.15 WIB.

Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi Pelecehan Seksual 

TRIBUNMURIA.COM, SALATIGA – Seorang perempuan warga Kota Salatiga menjadi korban pelecehan seksual. Korban dilecehkan dengan cara pantatnya dipegang saat joging pagi.

Kejadian tersebut bermula korban joging pada pukul 05.15 WIB dalam kondisi sendirian di sekitar rumah.

Korban merupakan warga Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

Orang tua korban, EW mengatakan bahwa korban langsung dipegang pantatnya dan pelaku melarikan diri.

“Saat itu anak saya sedang joging sendirian pada Selasa (31/1/2023). Di belakangnya ada juga seorang bapak yang joging,” kata EW kepada Tribunjateng.com, Kamis (2/2/2023).

Menurut anak EW, pelaku diduga membawa kendaraan jenis matic memakai knalpot brong.

“Kalau secara detail memang anak saya tidak mengetahui,“ jelasnya.

Setelah kejadian tersebut, EW mengungkapkan bahwa anaknya langsung menangis.

“Anak saya menangis dan tidak bisa berbuat apa-apa, dia langsung istilahnya 'tinggal segaris' karena kaget,” ungkapnya.

“Bapak yang joging itu juga mempercepat langkah mau menolong, tapi anak saya langsung bangkit dan pulang ke rumah,” imbuhnya.

Baca juga: Heboh Kabar Aksi Penculikan Anak di Kudus, Polisi Edukasi Guru dan Siswa Sekolah

Baca juga: Jejak Benny Dollo Bendol di Sepak Bola Indonesia, Latih Pelita Jaya, Persija, Arema hingga Timnas

Baca juga: Ferdy Sambo Tak Mau Tenggelam Sendiri, Ketua IPW: Orang di Polri Tak Ingin Kegaduhan

Menurutnya sesampainya korban di rumah, korban terlihat murung dan tidak seperti biasanya.

“Namun memang, saya lihat ada yang tak biasa, dia jadi murung dan agak lain, setelah pulang sekolah, baru bercerita kepada ibunya,” paparnya.

EW menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan konsultasi ke psikolog agar anaknya cepat pulih.

“Dia jadi takut dan trauma, saya konsultasi ke psikolog agar cepat pulih dan bisa beraktivitas serta sekolah seperti biasa,” katanya.

Dengan adanya kejadian tersebut, EW berharap kejadian tersebut bisa diantisipasi oleh pihak berwajib dengan melakukan patroli pada pagi hari.

“Buat pengalaman, karena biasanya patroli pada malam hari, mungkin bisa dilanjutkan pagi hari, untuk antisipasi pelecehan dan kriminalitas, apalagi sebelumnya juga pernah ada catcalling,” katanya. (han)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved