Berita Jateng

Kisah Sepasang Pengantin Meninggal Saat Sembahyang di Gua Batu Kelenteng Sam Poo Kong

Di sekitar kelenteng Sam Poo Kong terdapat gua yang berisi patung Cheng Ho. Gua tersebut pernah runtuh dan memakan korban jiwa.

Penulis: Budi Susanto | Editor: Muhammad Olies
zoom-inlihat foto Kisah Sepasang Pengantin Meninggal Saat Sembahyang di Gua Batu Kelenteng Sam Poo Kong
Istimewa/KITLV Leiden
Bentuk gapura Kelenteng Sam Poo Kong pada 1920

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Selain menjadi ikon Kota Semarang, Kelenteng Sam Poo menyimpan berbagai peristiwa di masa silam.

Di abad 18, kelenteng yang terletak di kaki bukit Simongan dan tepi Kali Garang itu tak semegah seperti sekarang.

Mengutip karya De Graaf, Muslim Cina di Jawa Abad 15 dan 16, Kelenteng Sam Poo Kong awalnya hanya bangunan sederhana serta terdapat masjid.

Lokasi tersebut banyak diziarahi peranakan Tionghoa maupun muslim Jawa kala itu.

Setiap tanggal 1 dan 15 bulan Imlek, banyak keturunan Tionghoa di Semarang datang untuk bersembahyang.

Bahkan M Ikshan Tanggok dalam Jurnal Al-Turas menyebutkan, setiap malam Jumat kliwon, masyarakat Jawa dan muslim di sekitar Semarang dan daerah lain juga datang ke Kelenteng Sam Poo Kong.

Selain masjid, di sekitar kelenteng terdapat gua yang berisi patung Cheng Ho. Gua tersebut pernah runtuh dan memakan korban jiwa. 

Peristiwa itu ditulis oleh Kong Yuanzhi dalam Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.

Pada 1704, gua yang sering disebut Gua Batu atau Gedong Batoe runtuh akibat angin ribut dan hujan lebat.

Peristiwa itu menyebabkan sepasang pengantin tewas tertimbun ketika sedang melakukan pemujaan di dalam gua. 

Selang 20 tahun tepatnya pada 1724, gua tersebut digali dan dipulihkan seperti semula.

Catatan Liem Thian Joe dalam Riwayat Semarang, pada tahun yang sama diadakan upacara sembayang besar-besaran oleh warga Tionghoa di Semarang.

Sembahyangan itu sebagai bentuk syukur, lantaran masyarakat Tionghoa di Semarang tidak mendapat gangguan apa pun dan usaha mereka bertambah maju.

Tak hanya sebagai wujud syukur, dalam pelaksanaan upacara besar itu masyarakat juga mengumpulkan dana untuk memperbaiki Kelenteng Sam Poo Kong

Perbaikan dilakukan di depan gua dengan mendirikan tempat istirahat dan  bagi masyarakat usai sembahyang.

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved