Berita Jepara

Cerita Habib Luthfi Nyantri di Balekambang Jepara, Diasuh Mbah Hadziq, Pulang Nyeberang Kali

Cerita Habib Luthfi saat Masih Jadi Santri di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, Diasuh Mbah Hadziq, Pulang Nyeberang Kali

TribunMuria.com/Yunan Setiawan
Gapura Ponpes Roudlotul Mubtadiin Balekambang Kabupaten Jepara. Pesantren itu terletak di Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari. Pesantren tersebut diketahui berdiri sejak 1884 dan menjadi pesantren tertua di Kota Ukir. 

TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Dalam suatu kesempatan saat mengisi pengajian di Kabupaten Jepara, Habib Luthfi bin Yahya menceritakan pengalamannya mondok atau nyantri di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang.

Ulama asal Pekalongan itu menceritakan bahwa saat ia itu ia berguru dengan Mbah Hadziq.

Habib Luthfi juga mengingat saat masa itu kondisi Balekambang tidak seperti saat ini.

"Ketika santri pulang harus nyeberang kali (menyebrang sungai)," kata Habib Luthfi menceritakan.

Saat dimintai konfirmasi ihwal cerita Habib Luthfi ini, salah seorang pengurus Ponpes Balekambang, Nurudin Lubis membenarkan cerita tersebut.

Saat itu, kata dia, Ponpes Balekambang diasuh oleh KH Abdullah Hadziq.

Dia memperkirakan saat Habib Luthfi nyantri di Balekambang sekira 1970-an. 

"Berdasarkan cerita yang saya tahu, Habib Luthfi di sini selama 2-3 tahun," kata Nurudin Lubis kepada tribunmuria.com, Senin (30/1/2023).

Menurutnya, bagi KH Abdullah Hadziq sosok Habib Luthfi adalah murid sekaligus guru.

Bisa dikatakan demikian karena sebagai murid, Habib Luthfi pernah mondok di pesantrennya KH Abdullah Hadziq.

Kemudian sebagai guru, karena Habib Luthfi adalah mursyidnya KH Abdullah Hadziq dalam Tarekat Naqsabandiyah.

"Hubungan mereka murid juga guru," ujarnya.

KH Abdullah Hadziq adalah generasi kedua pengasuh Ponpes Roudlotul Mubtadiin.

Ponpes yang berlokasi di Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari itu didirikan oleh ayahnya KH Abdullah Hadziq, yakni KH Hasbullah pada 1884. 

Saat ini pesantren tertua di Kabupaten Jepara itu diasuh oleh KH Ma'mun Abdullah, putera KH Abdullah Hadziq. 

Nurudin Lubis menyampaikan saat ini jumlah santri yang menimba ilmu di tempat itu sekira 2.500.

Adapun jumlah alumnusnya mencapai puluhan ribu.

Santri-santri tersebut selain ditempa ilmu agama juga dibekali berbagai keterampilan, seperti komputer, pertanian modern, wirausaha, dan yang lainnya.

Profil singkat Pondok Balekambang

Dilansir dari website pesantrenbalekambang.org, Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Belakambang didirikan oleh Hadlratus Syeh KH. Hasbullah tahun 1884.

Pesantren yang dikenal dengan nama Pesantren Balekambang merupakan pesantren tertua di wilayah Jepara.

Penerus beliau adalah KH. Abdullah Hadziq yang meninggal pada tahun 1985.

Hingga sekarang pesantren Balekambang diasuh oleh KH. Ma’mun Abdullah,putera KH. Abdullah Hadziq.

Di bawah asuhan KH. Ma’mun, Pesantren Balekambang mengalami perkembangan pesat dengan mulai mengadopsi sistem pendidikan modern.

Pesantren Balekambang mulai membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun 2003, yaitu Jurusan Elektronika.

Mulai tahun 2007 SMK Balekambang diperbesar dengan membuka dua jurusan lagi, yaitu Mekanik dan Tata Busana.

Selain itu Pesantren Balekambang juga membuka Madrasah Tsanawiyah yang dilengkapi dengan fasilitas boarding dan pendidikan ketrampilan.

Pada tahun 2010 membuka SMK jurusan Teknik komputer dan jaringan serta membuka Madrasah Aliyah dan pada tahun 2013 SMK membuka jurusan Animasi dan Tata Boga.

Selain itu pada tahun 2017, Pondok Pesantren Balekambang juga mendirikan Ma’had Aly (S1) dengan Program Studi Hadits dan Ilmu Hadits.

Satu tahun kemudian, Pondok Pesantren Balekambang juga menerima SK dari Kemristekdikti, yaitu SK Ijin Operasional Politeknik Balekambang Jepara.

Adapun Program studinya antara lain D4-Rekayasa Perangkat Lunak, D4-Administrasi Bisnis Internasional, dan D4-Akuntansi Keuangan Publik.

Yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang adalah semua peserta didik/santri wajib berasrama atau mondok di lingkungan pesantren.

Sementara, khusus untuk peserta didik politeknik bisa memilih mondok ataupun laju.

(*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved