Berita Kudus

Bertahan di Tengah Banjir, Warga Jati Wetan Kudus Andalkan Bantuan, Stok Kebutuhan Harian Menipis

Genangan banjir yang merendam kawasan Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus tak membuat warga setempat mengungsi.

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Warga Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus menaiki getek buatan mengarungi geangan air, Kamis (5/1/2023) 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Genangan banjir yang merendam kawasan Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus tak membuat sejumlah warga setempat mengungsi ke tempat lain. Mereka memilih bertahan di rumah di tengah kepungan banjir.

Salah satu warga Jati Wetan Muhammad Mukhlis mengatakan pilihan para korban banjir untuk tidak mengungsi bukan tanpa alasan. Mereka bertahan dalam rangka menjaga barang berharga yang dimiliki dari hal-hal yang tidak diinginkan, terlebih Dukuh Tanggulangin berada di pinggir Jalan Pantura.

Meski begitu, Mukhlis mengakui saat ini sejumlah permasalahan mulai muncul. Selain berpotensi tinggi terserang penyakit, kebutuhan pokok sehari-hari mereka mulai menipis. Sebagian besar kini mengandalkan bantuan makanan yang datang dari para sukarelawan di dapur umum.

"Kalau kegiatan dan usaha kami jelas mati suri. Semua tidak bisa dilakukan dari lantai atas, terpaksa harus berhenti," terang Mukhlis, Kamis (5/1/2023).

Baca juga: Update Banjir Kudus: Rendam 28 Desa di 5 Kecamatan, 48.181 Warga Terdampak, 907 Orang Mengungsi

Baca juga: WASPADA! Jalan di Dekat Griptha Kudus Banyak Lubang, Picu Kecelakaan Dua Truk Terguling

Baca juga: Bantu Korban Banjir, Warga Sumurpanggang Margadana Tegal Swadaya Dirikan Dapur Umum

Mukhlis mengatakan, keluarganya sejak Sabtu lalu hingga, Kamis (5/1/2023) masih bertahan di rumah yang terendam banjir setinggi 65 sentimeter. Keluarganya yang terdiri dari istri, anak, cucu dan dirinya hanya mengandalkan bangunan rumah lantai dua sebagai tempat beraktivitas sehari-hari. Sementara akses jalan ke luar permukiman terendam banjir.

Menurut Mukhlis, sejauh ini keluarganya bertahan dengan sisa pasokan bahan makanan dan tabungan yang ada. Tetapi, pasokan kebutuhan makanan mulai menipis, sehingga keluarganya mengandalkan bantuan makanan dari sukarelawan setiap siang dan sore hari.

Hingga kini, Keluarga Mukhlis belum ada rencana pindah ke pengungsian. Mereka memilih untuk tetap tinggal sementara waktu di rumah untuk menjaga barang-barang yang ada.

"Untuk aktivitas anak saya sekolah dan bekerja tetap jalan dengan getek buatan sampai Pantura. Kalau kegiatan saya, semuanya berhenti. Untuk makan siang dan sore mengandalkan bantuan, kalau pagi terpaksa cari sendiri," kata warga RT 5 RW 3. 

Saat ini, lanjut dia, stok bahan makanan keluarganya yang tersisa adalah beras. Artinya, jika ingin memasak lauk, harus beli di luar permukiman dengan mengarungi genangan banjir, itu pun memasak harus dilakukan di atas meja. 

Mukhlis berharap, pemerintah daerah bisa mengambil langkah-langkah agar genangan air bisa segera surut. Sehingga aktivitas masyarakat dapat kembali seperti sedia kala.

"Sepeda motor saya titipkan di bawah jembatan Tanggulangin yang enggak terkena banjir. Untuk semua kegiatan seperti tidur, mandi, dan lain-lain, kami lakukan di lantai dua," ujar Mukhlis.

Hal serupa juga dilakukan Rosyadi dengan memilih bertahan di lokasi permukiman. Hanya saja, dia mememilih tidur di bawah jembatan Tanggulangin, dan kembali ke permukiman untuk berpatroli setiap hari bersama warga lainnya.

"Saya di bawah jembatan sekalian jaga sepeda motor warga. Kalau malam biasanya kontrol ke rumah-rumah warga, jika ada orang asing masuk permukiman, bisa diantisipasi," ucapnya.

Warga lain, Imah juga bertahan di tengah genangan air bersama keluarganya. 

Saat ini, kata dia, yang bisa dilakukan keluarganya mempergunakan bahan pokok makanan secukupnya. Supaya, stok bahan kebutuhan sehari-hari tetap tersedia untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

"Sampai saat ini, kami masih bisa masak untuk keluarga. Meskipun juga ada bantuan makanan setiap hari," tuturnya.

Berdasarkan data yang ada, pengungsi di Balaidesa Jati Wetan hingga Rabu (5/1/2023) malam berjumlah 278 jiwa. Terdiri dari 158 perempuan dan 120 laki-laki. Saat ini, Balaidesa Jati Wetan sudah dipenuhi oleh pengungsi. Warga lain yang hendak mengungsi diarahkan ke Aula DPRD Kabupaten Kudus. (Sam)

 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved