Berita Jateng

Gelombang Tinggi dan Sampah Rusak Ekosistem Mangrove Semarang

Cuaca Ekstrem yang melanda  beberapa hari terakhir telah  merusak ekosistem mangrove di pesisir kota Semarang.

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Muhammad Olies
Istimewa/dok warga.
Para nelayan sedang membersihkan sampah yang menimbun kawasan konservasi mangrove akibat gelombang tinggi dan banjir  di pesisir Mangunharjo, Tugu, Kota Semarang, Rabu (4/1/2023). 

Apalagi ada kapal tongkang rusak kemudian menerjang kawasan mangrove pada 23 Desember 2022.

Setidaknya ada 1.000 tanaman mangrove rusak akibat kejadian tersebut.

"Iya, ada gelombang tinggi ditambah kapal tongkang jadi merusak  paling tidak 60-70 persen dari total kawasan mangrove," bebernya.

Terkait sampah, ia menuturkan, beragam sampah plastik menyangkut di akar-akar mangrove sehingga merusak tanaman tersebut.

Sampah berasal dari aliran Banjir Kanal Timur (BKT) yang dibawa gelombang tinggi.

Tak hanya sampah plastik namun sampah bekas branjang dari rumpon  di sekitar hutan mangrove ikut merusak ekosistem. 

"Betul, ada sampah plastik tapi paling merusak sampah dari branjang," bebernya.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Lurah Tanjung Mas dan Camat Semarang Utara untuk membuat pagar pelindung kawasan hutan mangrove Tambakrejo dari terjangan gelombang dan ancaman sampah.

"Kalau pelindung bambu paling maksimal 1 tahun 6 bulan, lebih bagus sheet pile, namun monggo kami manut saja kalau ada bantuan dari pemerintah," terangnya.

Bocor ke Laut

Direktur Pelaksana Yayasan Bina Karya Lestari (Bintari) Foundation, Amalia Wulansari mengatakan,  sampah rumah tangga sampai bocor ke pesisir merupakan bukti buruknya pengelolaan sampah rumah tangga di daerah hulu.

Sampah di pesisir yang mayoritas sampah hasil rumah tangga tidak dikelola dengan baik sehingga terbawa arus sungai hingga ke laut.

"Selain faktor kesadaran warga, sarana dan prasarana pendukung sampah kurang sehingga sungai dianggap tempat buang sampah besar," ucapnya.

Menurutnya, Indonesia sempat dinobatkan sebagai negara tertinggi kedua di dunia  yang sampahnya bocor ke laut setelah China berdasarkan penelitian tahun 2016.

Pihaknya menilai, selepas hasil penelitian itu keluar pemerintah pusat sudah mulai berbenah. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved