Berita Jateng
Jateng Perbanyak Wasit di Kompetisi Sepakbola Nasional Lewat Kegiatan Ini
Asprov PSSI Jawa Tengah memperoleh kepercayaan untuk menggelar kursus wasit Lisensi C1 Nasional yang dilaksanakan di Hotel Plaza, Kota Semarang.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Sebanyak 51 peserta mengikuti kursus wasit Lisensi C1 Nasional yang digelar Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Tengah di Hotel Plaza, Kota Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 17 -22 Desember 2022. Kegiatan ini diproyeksikan mampu memperbanyak stok wasit asal Jawa Tengah yang memimpin pertandingan sepakbola level nasional.
Para peserta kursus wasit ini berasal dari Asprov Jateng (38 orang), Asprov Jabar (3 orang), Asprov Lampung (4 orang), Asprov Jatim (1 orang), Asprov DIY (2 orang), Asprov DKI (1 orang), Asprov NTB (1 orang) serta Asprov Aceh (1 orang).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Asprov PSSI Jateng, Yoyok Sukawi pada Sabtu (17/12) malam. Ia berharap Jawa Tengah ke depan bisa banyak menyumbang wasit asal Jawa Tengah bertugas di kompetisi nasional. Lisensi wasit C1 dapat memimpin kompetisi nasional mulai dari level terendah hingga tertinggi.
"Hari ini kita kerjasama dengan PSSI pusat menggelar kursus wasit C1 nasional. Memang ini kita lakukan di Jawa Tengah dan semoga Jawa Tengah bisa mewujudkan cita-cita banyak mengorbitkan wasit dari Jawa Tengah," kata Yoyok.
Baca juga: Ihwal Partai Ummat Gugat KPU: Minta Saweran, Bawa Alat 57 Bukti, Permohonan Dinyatakan Lengkap
Dari keseluruhan peserta, sebanyak 38 dari Askab ataupun Askot yang berada dibawah naungan Asprov Jateng.
"Ini kita berusaha mengejar ketinggalan. Karena selama ini wasit-wasit banyak didominasi dari Jawa Barat, DKI, Jawa Timur. Kita lakukan percepatan pembinaan Jadi pembinaan bukan cuma klub, pemain, dan pelatih, tapi juga wasit," kata Yoyok.
"Semoga banyak wasit-wasit dari Jawa Tengah menjadi wasit nasional. Kita kan juga punya wasit FIFA sebenarnya, tapi wasit nasional bisa dihitung. Kita ingin perbanyak itu supaya kita lebih banyak berperan di sepakbola nasional," jelasnya.
Yoyok menambahkan, lulusan wasit dari Jawa Tengah harus bisa menjaga integritas serta menjadi wasit yang netral ketika bertugas sebagai pengadil lapangan.
"Pesan saya, saya tidak mau lagi dengar wasit gateli (menjengkelkan) dari Jawa Tengah. Tidak boleh itu. Wasit Jawa Tengah harus punya integritas. Punya harga diri. Kalau kemarin-kemarin banyak wasit gateli, sekarang sudah tidak ada lagi," ucapnya.
Di sisi lain, ia mengapresiasi dan menyampaikan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan PSSI pusat kepada Asprov Jateng untuk terlibat dalam upaya peningkatan SDM perwasitan nasional.
Lebih lanjut dia mengharapkan pelaksanaan kursus ini bukan semata agar para peserta meng-upgrade lisensi perwasitannya, tetapi lebih dari itu dapat memperoleh pengetahuan di bidang profesinya tersebut melalui ilmu-ilmu yang diberikan oleh para Instruktur selama kursus ini berlangsung.
“Para calon Wasit C1 Nasional ini harus benar-benar memiliki wawasan keilmuan yang luas di bidang profesi perwasitan yang ditekuninya. Sebab seorang Wasit dalam memimpin pertandingan tidak hanya dituntut memiliki kebugaran fisik yang prima, tetapi juga mampu memahami dan menerapkan peraturan permainan sepakbola dengan benar, dalam hal ini Laws of The Game FIFA beserta amandemen yang ditetapkan," jelasnya.
Melalui kursus ini, para peserta diyakini akan semakin memiliki nilai integritas diri yang kuat sebagai seorang pemimpin dalam suatu pertandingan sepakbola.
Selama pelaksanaan kursus, selain materi teori di kelas, panitia pelaksana juga menyiapkan Lapangan FIK UNNES, Lapangan Benteng Raiders dan Lapangan Balasuga sebagai lapangan untuk mendukung pelaksanaan sesi praktek (practical training).
Pada pelaksanaan kursus ini, PSSI menugaskan para Instruktur yang akan memberi materi dalam bentuk teori dan praktek.
Ditunjuk selaku Instruktur Teknis adalah Ahmad Romadhon dan Yandri. Sedangkan sebagai Instruktur Kebugaran adalah Fahrizal M. Kahar. (arl)