Berita Blora
Polisi Nyamar Jadi Wartawan, Ketua Aji Semarang: Khawatir Hilangnya Kepercayaan Publik Terhadap Pers
AJI Semarang menilai terungkapnya wartawan yang ternyata aparat kepolisian dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pers.
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Raka F Pujangga
5. Mendorong perusahaan media untuk melakukan seleksi yang lebih ketat dengan memperhatikan latar belakang wartawan.
Baca juga: CEK FAKTA: Eks Wartawan Dicopot dari Kapolsek Kradenan setelah Beritanya Viral, Polda: Tak Benar
Diberitakan sebelumnya, peneliti Pusat Kajian Militer dan Kepolisian (Puskampol) Andy Suryadi menilai pengangkatan Iptu Umbaran Wibowo sebagai Kapolsek Kradenan Blora sebagai keputusan tak menguntungkan.
Sebab, keputusan itu membuat banyak lembaga atau organisasi lain melakukan bersih-bersih setelah berita itu mencuat.
"Iya ada kerugian bagi polri karena kini banyak orang yang lebih jaga-jaga," ujarnya kepada Tribun, Rabu (14/12/2022).
Menurutnya, seharusnya polri bisa main lebih halus dengan menempatkan Iptu Umbaran di satuan-satuan yang selaras dengan visi misi dunia intelejen supaya tidak langsung teridentifikasi
Namun, mungkin ada pertimbangan lain dari Polri melihat dari jenjang karir dan kepangkatan sehingga harus segera dipromosikan tapi tidak ada slot lain.
"Keputusan itu memang kurang menguntungkan karena organisasi lain bisa sekarang jadi lebih waspada soal asal usul anggotanya," jelasnya.
Ia menuturkan, polisi menyaru di sebuah organisasi atau lembaga bukanlah hal baru.
Pengamatannya, hal itu banyak pula ditemukan di kampus-kampus yang mana polisi nyaru jadi mahasiswa hingga menjadi ketua himpunan mahasiswa dan aktivis.
"Termasuk di profesi lain, menarik karena terblow-up ada anggota polisi menyamar jadi wartawan selama 14 tahun," beber pria yang juga dosen di kampus negeri di Kota Semarang.
Diakuinya, penyamaran Iptu Umbaran termasuk hebat karena belasan tahun menyaru tidak terbongkar.
Dalam hal ini kawan-kawan wartawan "agak kecolongan" identitas karena kemudian kaget sendiri terhadap hal tersebut.
"Ternyata temannya sendiri yang bertugas jurnalistik seorang polisi," ungkapnya.

Di samping itu, menarik untuk dikaji, apakah produk jurnalistik Iptu Umbar ada semacam subyektifitas atau murni sesuai kaidah-kaidah jurnalistik yang obyektif khususnya saat liputan di dunia kepolisian.
Pesannya, organisasi profesi wartawan harus berhati-hati dalam melakukan verifikasi anggota sehingga kasus serupa yang kurang cermat dalam memverifikasi bisa dihindari.