Berita Pati
Kupat Bareng SMKN Jateng Pati Gelar Srawung Karya #1, Wahyu Resmikan Bus Kafe Literasi
gandeng SMKN Jateng Pati, Komunitas UMKM Pati (Kupat) gelar festival bertajuk Srawung Karya #1, Sabtu-Minggu (29-30/10/2022). Ada Bus Kafe Literasi.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki
"Sejauh ini siswa pasti punya produk, tapi kadang belum punya izin usaha, belum punya keberanian untuk memulai usaha, jadi di sini kami berbagi ilmu dan pengalaman."
"Sehingga siswa sebagai calon wirausahawan bisa memulai usaha dengan lebih mantap," jelas dia.
Dalam hal ini, dalam Srawung Karya #1 ini pihaknya juga mengadakan coaching clinic terkait pengemasan produk.
Kemudian, pihaknya juga menggandeng Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pati untuk memberikan pelayanan Nomor Induk Berusaha (NIB) secara gratis untuk usaha mikro.
"Karena teman-teman yang akan memulai usaha tentu membutuhkan izin."
"Setelah NIB nanti dilanjutkan dengan PIRT, HAKI, dan sebagainya sesuai kebutuhan," ucap dia.
Dalam Srawung Karya #1 ini, sebut Yuli, ada 25 stand yang menampilkan berbagai produk.
Semua klaster usaha mikro, baik barang maupun jasa, ada perwakilannya, termasuk produk batik tulis khas Pati dari Juwana.
Pameran dibuka mulai pagi hingga petang.
Selain pameran produk UMKM, Srawung Karya #1 juga diisi kegiatan lain, di antaranya donor darah dan pelatihan manajerial serta praktik berusaha pada pelajar SMKN Jateng di Pati.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Pati, Wahyu Setyawati, menyebut adanya event ini menunjukkan bahwa Kupat berkembang semakin besar.
"Selain itu Kupat juga bisa memberikan pengaruh yang baik pada usaha mikro lainnya, atau membuat trigger untuk timbulnya wirausahawan-wirausahawan baru," ucap dia.
Untuk diketahui, dalam event ini Wahyu Setyawati juga meresmikan Restorasi Bus Kafe Literasi hasil karya SMKN Jateng di Pati.
Menurut Kepala SMKN Jateng di Pati Hardo Sujatmiko, pelajar jurusan Teknik Perbaikan Body Otomotif dibantu alumni merestorasi bus jadul milik salah satu instansi di Semarang yang sudah tidak terpakai.
Mereka mengubahnya menjadi "kafe literasi berjalan".
Interiornya dilengkapi meja dan kursi ala kafe kekinian, dilengkapi perpustakaan.
Sehingga pengunjung bisa menikmati menu sambil membaca buku.
Adapun produk yang disajikan di dalamnya disediakan oleh siswa-siswi jurusan Agribisnis dan Pengolahan Hasil Pertanian. (mzk)