Berita Jateng

Sudah Pulang Ke Rumah, Pengungsi Banjir Cilacap Diminta Tetap Waspada

Secara umum, pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah tetapi tetap diminta untuk waspada.

Penulis: Hermawan Endra | Editor: Raka F Pujangga
TribunMuria.com/Pingky Setiyo Anggraeni
Kondisi jalan nasional di ruas Kawunganten - Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, terendam banjir pada Sabtu (8/10/2022). Selain merendam jalan, banjir di Desa Rawajaya itu juga merendam permukiman warga dan areal persawahan. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir yang menggenangi 15 kecamatan di Kabupaten Cilacap, berangsur surut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap melaporkan, pengungsi sudah mulai pulang dan membersihan tempat tinggal.

Meski demikian, kewaspadaan mutlak diperlukan, mengingat cuaca ekstrem masih akan berlangsung beberapa hari ke depan. 

Analis Kebencanaan BPBD Cilacap Gatot Arief Widodo mengatakan, ada 42 desa di 15 kecamatan yang terdampak banjir. Mereka yang terdampak dan mengungsi kini sudah mulai pulang ke rumah masing-masing. 

Baca juga: Antisipasi Banjir, Kawasan Industri Terpadu Batang Siapkan Kolam Retensi

"Secara umum, sudah kembali ke rumah masing-masing sudah kembali pulang dan membersihkan rumah," ujarnya, Selasa (11/10/2022) siang. 

Ia mengatakan, pengungsi paling banyak terdapat di Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten dengan 2.500 pengungsi.

Di Kecamatan Sidareja, ada 72 jiwa yang mengungsi ke Koramil Sidareja.

Selain itu adapula pengungsian di Kecamatan Kesugihan dan Kecamatan Kroya.

Baca juga: Banjir Cilacap Mulai Surut, BPBD Jateng Fokus Evakuasi Kelompok Usia Rentan

Selain banjir, bencana longsor juga menimpa warga di Kecamatan Kesugihan di Desa Ciwuni.

Gatot menyebut, akibat kejadian tersebut warga harus mengungsi ke rumah famili, karena kerusakan yang cukup parah. 

Namun demikian, longsor  telah ditangani secara gotong royong oleh masyarakat dan unsur pemerintah terkait.

"Saat ini yang dibutuhkan oleh warga terdampak banjir adalah sarana kesehatan lingkungan (Sarkesling) seperti sapu, pel dan disinfektan, khususnya di Desa Kalijeruk karena terendam cukup lama perlu pembersihan, juga memerlukan sabun cuci," ujarnya.

Baca juga: Ternak Kelinci New Zealand, Yuda Bisa Jual Rp 250 Ribu Per Ekor

Terkait kerugian materil, ia menyebut belum bisa merinci.

Mengingat, penghitungan kerugian bisa dilakukan ketika perincian dilakukan sampai pasca bencana. 

Meskipun kondisi hujan berkurang dan banjir sudah mulai surut, Gatot menyebut warga masih perlu siaga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved