Berita Kudus

Gerakkan 50 Nasabah, Bank Sampah Ganis Mulyo Kudus Serap 10 Ton Sampah Anorganik Setiap Tahun

Pegiat lingkungan asal Gondangmanis, Ahmad Munaji (45), mendirikan bank sampah Ganis Mulyo hingga mampu menyerap 10 ton sampah anorganik setiap tahun.

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Raka F Pujangga
Dok Pribadi
Warga Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus melakukan transaksi pertukaran sampah anorganik menjadi sebuah tabungan di bank sampah Ganis Mulyo, Jumat (7/10/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Pegiat lingkungan asal Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Ahmad Munaji (45) dan Maya Wahyu Suciningsih (45) berhasil mendirikan bank sampah diberi nama Ganis Mulyo yang bergerak di bidang pengelolaan sampah anorganik.

Bank sampah ini sudah dirintis dalam beberapa tahun terakhir, dan mulai bergeliat pada 2021.

Keuletan keduanya berhasil menggerakkan lebih dari 50 nasabah bergabung dengan manajamen bank sampah Ganis Mulyo yang dikelola, dan berhasil menyerap kurang lebih 10 Ton sampah anorganik per tahun. 

Baca juga: Jumlah Sampah di Semarang Terus Meningkat, DLH Dorong Pengembangan Bank Sampah

Ahmad Munaji mengatakan, Bank Sampah Ganis Mulyo menerima semua jenis sampah anorganik.

Mulai dari plastik, kardus, botol, kaca, dan beberapa jenis sampah anorganik lainnya. 

Menurutnya, selama ini semua jenis sampah yang dikumpulkan para nasabah laku terjual tanpa sisa.

Namun, semua itu membutuhkan waktu kurang lebih enam bulan agar sampah yang sudah terkumpul laku terjual.

"Ketika masyarakat bisa memilah sampah dengan benar, pasti nantinya akan laku," terangnya, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Viral Video Motor Jatuh Terhempas Diterjang Limpasan Air Hujan di Jalan Gunung Pati Semarang

Munaji menjelaskan, bank sampah yang didirikannya berangkat dari kurang kepekaan masyarakat terkait pemilahan sampah.

Katanya, di Desa Gondangmanis ada belasan ribu penduduk yang tersebar di 11 RW.

Jumlah ini menjadi potensi besar jika nantinya bisa digerakkan sebagai pecinta lingkungan dengan melakukan pemilahan sampah yang benar.

Pihaknya juga siap melakukan jemput bola sampah-sampah yang sudah terpilah di setiap rumah warga.

Nantinya, sampah tersebut akan menjadi tabungan bagi setiap nasabah, dan bisa dicairkan setiap 6 bulan.

"Sekarang sudah ada lebih dari 50 nasabah. Kami juga lakukan jemput bola di setiap rumah yang bersedia bergabung," ujarnya.

Munaji tengah menyiapkan konsep posko sampah, rencananya didirikan di setiap RW untuk mempermudah pengelolaan sampah dari masyarakat.

Dia berharap, ke depan bank sampah yang dikelolanya bisa mengakomodir sampah anorganik lebih banyak lagi, untuk menekan jumlah sampah yang dibuang di tempat pemrosesan akhir (TPA). 

"Sementara ini, target kami bisa menyerap 1 ton sampah anorganik setiap bulan. Baru mulai dan membuka mindset warga soal pentingnya pemilahan sampah," lanjut dia. 

Baca juga: Kisah Tragis Guru di Semarang, Alami KDRT selama 30 Tahun, Sejak Awal Nikah Sering Diancam Dibunuh

Selain itu, terangnya, bank sampah ini diharapkan bisa menjadi solusi pengurangan sampah di Desa Gondangmanis, serta meningkatkan ekonomi sirkular warga.

Karena sampah yang dikelola dengan baik, dapat menjadi berkah bagi keluarga dan lingkungannya.

"Kami fokus, bagaimana keluarga mengelola sampah sendiri, bagian dari program desa sehat iklim dan tangguh bencana. Bagaimana setiap program berjalan dan dapat menyehatkan suatu wilayah. Terlebih bisa meningkatkan UMKM pedesaan," ujarnya.

Munaji menyebut, berdasarkan data yang diterima dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus mencatat, produksi sampah di Kota Kretek mencapai 160 ton per hari, didominasi oleh sampah domestik atau rumah tangga.

Sementara kapasitas daya tampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo sudah over load, diprediksi tidak akan bisa digunakan lagi dalam jangka 5 tahun ke depan.

Maya Wahyu Suciningsih (45), menambahkan, berdirinya bank sampah dimaksudkan untuk mendorong masyarakat bisa memilah sampahnya dari rumah.

Baik dilakukan oleh perorangan, maupun kelompok. 

Baca juga: Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Penumpang Bus Trans Banyumas Diturunkan Paksa oleh Sopir

Pihaknya juga mendorong setiap pemerintah desa agar bisa mengelola sampah yang dihasilkan masyarakatnya.

Melalui, berbagai inovasi program yang bertujuan menumbuhkan ekonomi desa melalui pengelolaan sampah yang baik dan benar. 

Meski tidak bisa diselesaikan 100 persen, dia berharap, upaya dari masyarakat tetap ada agar bisa menekan produksi sampah dari masyarakat hingga 50 persen. 

"Kami coba mengawalinya dengan mendirikan bank sampah. Berharap hal serupa hadir di setiap desa/kelurahan," harapnya. (Sam)
 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved