Berita Jateng

Jumlah Sampah di Semarang Terus Meningkat, DLH Dorong Pengembangan Bank Sampah

Jumlah sampah di Kota Semarang mulai mengalami peningkatan seiring dengan pandemi Covid-19 mulai mereda.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala DLH Kota Semarang, Bambang Suranggono 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jumlah sampah di Kota Semarang mulai mengalami peningkatan seiring dengan pandemi Covid-19 mulai mereda.

Aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal menyebabkan jumlah tumpukan sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang kian meningkat. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suranggono mengatakan, saat ini kegiatan masyarakat sudah bertambah banyak dan jumlah penduduk yang datang ke Kota Lunpia semakin besar.

Hal itu berpengaruh pada jumlah sampah di Kota Lunpia. 

Baca juga: Warga Medan Rasakan Semarak Borobudur Marathon melalui Bank Jateng Friendship Run

Baca juga: Senam Bersama di Simpang Enam, Roshida Gembira Bawa Pulang Hadiah Sepeda Gunung

Sebelum pandemi Covid-19, tercatat rata-rata sampah yang masuk ke TPA Jatibarang sebanyak 1.437 ton per hari.

Sedangkan selama pandemi, jumlah sampah menurun menjadi berkisar 900 ton per hari. 

"Saat ini, jumlah sampah sudah mulai mengalami peningkatan antara 1.100 - 1.150 ton per hari yang masuk ke TPA Jatibarang," sebut Bambang, Minggu (25/9/2022). 

Meningkatnya jumlah sampah ini menjadi persoalan jika tidak ditangani dengan baik.

Bambang pun terus menggencarkan program penanganan sampah berbasis masyarakat yang dilakukan di hulu, yakni rumah tangga.

DLH menggerakan partisipasi masyarakat lewat pilah sampah oleh bank sampah. 

Saat ini, sudah ada 229 bank sampah yang tersebat di 177 kelurahan.

DLH bersama pihak ketiga terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk penguatan lembaga bank sampah. 

"Kami sedang buat kemitraan dengan pihak ketiga untuk melakukan safari ke 177 kelurahan. Harapannya dalam 100 hari ke depan kami sudah bisa memberi edukasi dan penguatan," terangnya. 

Dia berharap bisa membentuk 1.000 bank sampah hingga akhir Desember nanti mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamayan, dan pusat.

Baca juga: Bekas Mobil Pribadi Presiden Jokowi Dilelang, Dibuka dengan Harga Rp 300 Juta

Dengan struktur kelembagaan yang lebih baik, masyarakat bisa lebih optimal melakukan pilah sampah. Sehingga, sampah tidak harus masuk tempat pembuangan sementara (TPS) dan bisa mengurangi sampah yang ada di masyarakat.

Di sisi lain, dapat memunculkan peningkatan ekonomi masyarakat 

"Sampah yang tidak harus masuk ke TPA yaitu sampah anorganik. Jumlahnya ini sekitar 17 persen. Itu terdiri dari plastik, kaca, kaleng, dan lain-lain. Itu didaur ulang oleh teman-teman bank sampah," paparnya. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved