Berita Jateng
Tangis Nelayan di Semarang: 'Harga Ikan Turun, Eh Harga BBM Malah Naik, Tolong Dipermudah'
Nelayan di Semarang menjerit dan mengeluh, di saat harga BBM naik melambung tinggi, harga ikan justru turun drastis. Mereka pun mengaku semakin susah
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Naiknya harga Bahan Bakar Minya (BBM), tak dibarengi dengan naiknya pendapatan nelayan.
Alih-alih naik, harga ikan tangkapan nelayan di Semarang justru turun. Nelayan pun kini mengaku semakin susah.
"Iya harga ikan seperti blanak turun, eh harga BBM malah naik," ujar nelayan Kudu, Genuk, M Anwar (35) kepada TribunMuria.com, Sabtu (17/9/2022).
Dituturkan Anwar, harga ikan blanak turun di harga Rp25 ribu, dari sebelumnya harga ikan di angka Rp35 ribu.
Atau turun Rp10 ribu per kilogramnya.
Begitupun dengan harga ikan bandeng dan kiper, juga turun.
"Ya kami hanya bisa bersyukur dengan kondisi yang ada. Berontak malah tidak bisa kerja," terangnya.
Ia sekali melaut habis tiga sampai empat liter pertalite menggunakan mesin 9PK.
Harga eceran pertalite ukuran botol minuman 1,5 liter Rp17 ribu.
"Siasatinya sambil pakai bahan bakar gas (BBG)," terangnya.
Nelayan Genuk, Riyanto (40) menyebut, kesulitan mendapatkannya BBM sehingga terpaksa beli di pengecer.
Tak heran, harga tersebut jauh lebih mahal.
"Kami sudah Koordinasi dengan Ketua KUB katanya akan dapat subsidi BBM tapi masih dikoordinasi.
Semoga saja bisa benar cair sehingga mampu membantu ketika saat sulit," ujarnya.
Nelayan Tugurejo, Tugu, Kota Semarang, Mochamad Muchfid (50) menjelaskan, kenaikan harga BBM bikin nelayan risau.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/nelayan-semarang-mencari-ikan-di-kawasan-tambak.jpg)