Berita Jateng
Nelayan Tegal Menjerit, BBM Naik Harga Ikan Turun: Hasil Tangkapan Tak Bisa Tutup Operasional
Nelayan Tegal mengeluh pasca-kenaikan BBM biaya operasional melaut tinggi, harga ikan dan tangkapan cenderung turun, tak cukup tutup biaya operasional
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Yayan Isro Roziki
"Rata-rata yang melaut itu karena terpaksa. Karena mereka setiap bulannya harus menanggung setoran di perbankan."
"Ini kesulitan yang dihadapi nelayan," ungkapnya.
Riswanto berharap, negara hadir dalam rangka menjamin keberlangsungan usaha sektor kelautan dan perikanan.
Setidaknya dengan memperhatikan dan menjamin harga ikan.
Menurutnya, pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) punya wewenang penuh untuk mengatur harga ikan di pasaran.
Jangan sampai para nelayan khususnya yang kecil justru menjadi korban.
Saat ini saja dari total 400 kapal nelayan kecil, 200 kapal di antaranya memilih untuk tidak melaut karena kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Tolonglah, kalau sudah seperti ini harga ikan perlu diperhatikan. Agar kami pelaku usaha bisa melakukan usaha secara berkelanjutan," harapnya.
Nelayan Jepara kesulitan dapatkan solar
Terpisah, sebelumnya diberitakan ratusan nelayan menduduki SPBU Sekuro, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Senin 12 September 2022.
'Nelayan Ingin Beli Solar, Bukan Merampok', begitu tulisan dalam sebuah poster yang dibawa satu di antara ratusan nelayan Jepara, yang menggelar aksi demonstrasi.
Mereka yang tergabung Forum Nelayan (Fornel) Utara itu menggelar aksi di tempat pengisian bahan bakar minyak (BBM) itu.
Ketua Fornel Jepara Utara, Sholikul, meminta para nelayan diberi kemudahan membeli solar di SPBU.
Sudah berhari-hari ini nelayan tidak bisa melaut karena persoalan BBM.
Nalayan tak bisa melaut karena tidak boleh membeli solar di SPBU.