Berita Blora
30 Mahasiswa, 5 Dosen dan 2 Profesor FKH Unair Surabaya Turut Tangani Wabah PMK di Blora
30 Mahasiswa, 5 Dosen dan 2 Profesor FKH Unair Surabaya Turut Tangani Wabah PMK di Blora
Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, BLORA – 30 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya akan ikut berpartisipasi menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Blora.
Mereka terdiri 10 dokter hewan Koas dan 20 mahasiswa lintas jurusan didampingi lima dosen pembimbing lapangan dan dua orang profesor.
Sekretaris Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora Hadi Praseno, mengungkapkan hal ini sebagai kelanjutan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding )MoU) antara Pemkab Blora dengan Universitas Airlangga, beberapa waktu lalu.
Tindak lanjut nota kesepakatan tersebut, Unair Surabaya kemudian mengirimkan 30 civitas akademika, yang terdiri 10 mahasiswa koas dan 20 mahasiswa lintas jurusan untuk turut berperan menangani PMK di Blora.
Selain 30 mahasiswa tersebut, juga terdapat 5 dosen 2 profesor yang mendampingi.
"Kedatangan mereka akan ditempatkan di 10 desa pada 9 kecamatan yang kasus suspect PMK-nya tinggi,” ucap Hadi Praseno kepada tribunmuria.com, Selasa (14/6/2022).
Selama dua hari, yakni hari ini Senin (13/6/2022) hingga Selasa (14/6/2022) mereka dibagi dan diterjunkan ke 10 desa di 9 Kecamatan.
Selama dua hari mereka akan memberikan edukasi dan pengobatan ternak sapi di Desa Pengkolrejo, Kecamatan Japah; Desa Nglengkir, Kecamatan Bogorejo; Desa Kalen, Kecamatan Kedungtuban; Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan.
Kemudian Desa Jati, Kecamatan Jati; Desa Jiken, Kecamatan Jiken; Desa Karanggeneng, Kecamatan Kunduran; Desa Jegong, Kecamatan Jati; Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen; dan Desa Sumber, Kecamatan Kradenan.
Di Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, kedatangan sejumlah mahasiswa FKH UNAIR didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan drh. Tejo Yuwono.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Hariyanto, menyampaikan dengan adanya mahasiswa FKH Unair, pertama, petani dan peternak sapi di desa Gempolrejo khususnya, serta masyarakat setempat dapat edukasi dalam penanganan masalah PMK.
“Yang kedua, nanti secara teknis teman-teman ini juga mengadakan pengobatan atau penyuntikan. Temasuk nanti diajari cara menyemprotkan disinfektan.
Menurutnya, tenaga medis di DP4 terbatas, sehingga kalau masyarakat peternak sapi ini sudah bisa mengerti cara bagaimana menangani, sehingga bisa lebih efektif tidak usah mengundang petugas teknis dari Peternakan.
"Kita berharap, semoga wabah PMK ini segera tertangani, sehingga masyarakat yang merasa resah supaya cepat tertangani juga," harapnya.
Saat diterima di kantor desa Gempolrejo Kecamatan Tunjungan, dengan didampingi perangkat desa dan Kepala Bidang Kesehatan Hewan DP4 Tejo Yuwono, mereka langsung praktik ke lokasi rumah warga yang hewan sapinya diduga terdampak PMK.