Berita Regional

Bikin Geger! Pekerja Temukan Bahan Peledak TNT dan Senjata Api di Jalan Asia Afrika Bandung

Bikin Geger! Warga Temukan Bahan Peledak TNT, Senjata Api & Peluru Tajam di Jalan Asia Afrika Bandung

KOMPAS.COM/AGIE PERMADI
Pihak kepolisian menemukan bahan peledak serta sepucuk senjata api beserta peluru tajam aktif di sebuah rumah di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/6/2022) malam. 

Dikutip dari "Mengenal TNT, Bahan Peledak Yang Melegenda" tulisan Tanjung Painan di kompasiana, berikut adalah keterangan sigkat mengenai TNT dan sejarahnya.

TNT adalah singkatan dari Trinitrotoluene, yaitu merupakan senyawa kimia organik aromatik yang memiliki rumus senyawa C6H2(NO2)3CH3, yang biasa dituliskan dengan nama 2,4,6 – Trinitrotoluene.

Di mana, 2,4,6 adalah titik-titik, tempat NO2 menempel dengan karbon didalam siklus aromatik.

TNT memiliki nama IUPAC (International Union of Pure and Apllied Chemical) 2-methyl-1,3,5 – Trinitrobenzene.

Senyawa ini memiliki berat molekul sebesar 227,13 gram/mol, sesuai dengan jumlah total berat atom yang menyusunnya.

TNT paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan peledak dan di dalam industri militer, karena penggunaan-nya cukup mudah dan aman, yaitu kemungkinan terjadinya ledakan spontan atau tidak disengaja sangat kecil, karena titik leleh yang tinggi dan tidak terlalu sensitif terhadap goncangan.

Sejarah TNT

TNT berhasil dibuat pertama kali pada tahun 1863, oleh ahli kimia Jerman, yang bernama Julius Wilbrand.

Pada awalnya, potensi TNT sebagai bahan peledak sempat diragukan, karena susah meledak dan daya ledak yang relatif kecil jika dibandingkan dengan bahan peledak lain.

Keraguan ini berlangsung sampai dengan tahun 1902 (Perang Dunia I), di mana angkatan bersenjata Jerman mulai menggunakannya sebagai pengisi selimut peluru artileri, yang digunakan untuk menyerang kapal perang Inggris, yang terkenal dengan perlindungan baja-nya yang kokoh.

Peluru artileri yang telah diisi dengan TNT, membuatnya menjadi bersifat armour piercing, yaitu dapat meledak sesaat setelah peluru berhasil menembus masuk ke dalam bodi kapal.

Berbeda dengan peluru artileri Inggris saat itu, yang meledak pada saat peluru baru menyentuh permukaan bodi kapal.

Teknik pengisian peluru artileri dengan TNT ini, kemudian mulai diadopsi oleh Inggris pada tahun 1907, diikuti oleh angkatan laut Amerika Serikat, dan negara-negara barat lainnya. 

Dalam Perang Dunia II, mulai dikembangkan varian-varian dari TNT, yaitu TNT yang dicampur dengan senyawa kimia lain dengan konsentrasi tertentu, antara lain adalah:

  • Amatol, yaitu varian TNT yang telah dicampur dengan 40 – 80 % amonium nitrat (NH4NO3)
  • Ednatol, yaitu varian TNT yang dicampur dengan 58 % ethylenedinitramine, mempunyai kecepatan detonasi 7400 meter/detik
  • Minol, yaitu varian TNT yang dicampur dengan 20 % bubuk alumunium, digunakan sebagai peledak bawah laut (ranjau laut dan torpedo laut) dan bom tambang
  • Octol, yaitu varian TNT yang dicampur dengan 70 - 75 % octogen (HMX), sebagai hulu ledak dalam peluru kendali
  • Torpex (Torpedo Explosive), yaitu varian TNT yang dicampur dengan 42 % cyclonite dan 18 % bubuk alumunium. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bahan Peledak TNT Ditemukan di Pusat Kota Bandung, Beserta Senjata Api dan Peluru

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved