Berita Kajen
Habis Mandi Malah Gatal-gatal, Sudah 3 Bulan Air Sumur Warga Pekalongan Berwarna Merah Kehitaman
Habis Mandi Malah Gatal-gatal, Sudah 3 Bulan Air Sumur Warga Pekalongan Berwarna Merah Kehitaman
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Yayan Isro Roziki
Hal yang sama juga dirasakan oleh Saifuddin (47) warga RT 15/RW 5, Simbangkulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, bahwa ia harus mengungsi mandi di rumah mertua atau kerabatnya semenjak airnya sumurnya berubah menjadi warna hitam.
"Saya sama kayak pak Misbah 3 bulan merasakan hal yang serupa. Minum dan masak kami pakai air galon, kalau mandi saya dan istri ngungsi di mertua atau kerabat," kata Saifuddin (47) warga RT 15 RW 5,
Mereka menduga, penyebab kasus ini karena adanya proyek pembangunan saluran air di Simbang Kulon.
Proyek yang tak kunjung rampung membuat saluran-saluran air tak lancar.
"Perubahan yang paling besar yang yaitu air, air sumur yang merupakan sumber kehidupan saya itu kondisinya kini menghitam. Jadi, untuk mandi dan mencuci tidak bisa," ucapnya.
Menurutnya, sumur milik warga itu tercemar sejak ada proyek saluran air. Sebelum ada proyek, tidak pernah terjadi.
"Dulunya walaupun ada produksi batik airnya lancar ndak masalah."
"Semenjak salurannya mampet, airnya tergenang, akhirnya masuk ke sumur-sumur warga yang di sebelah selokan itu," ujarnya.
Lalu, saat disinggung apakah tidak menggunakan sumber air dari Pamsimas pihaknya menjelaskan, Pamsimas yang ada di kelurahan sudah macet dan tidak tahu kenapa air Pamsimas macet.
"Selama ini saya bingung meh mengadu kemana? Kebetulan, ada teman yang saya tunjukkan rumah saya airnya berwarna hitam dan kok dibuat lagu jadi ramai di grup WA."
"Terus ditambah, teman-teman wartawan datang ke sini saya kaget dan saya tidak berani lapor kemana karena tidak tahu lapor dimana," imbuhnya.
Kasus hal yang sama juga terjadi di RT 20 RW 7.
Ketua RT 20 Ali Syukron (42) mengatakan, belakangan beberapa warganya mengadu karena air di rumah-rumah mereka jadi berwarna.
"Satu-dua orang yang mengadu ke saya. Tapi tidak tahu yang lain merasakan juga atau tidak."
"Saya sebagai ketua RT, merasa terpanggil karena yang terdampak adalah warga saya. Saya sudah antisipasi untuk cari solusinya agar tak terdampak."