TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh di dunia pendidikan. Terkhusus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di kabupaten Blora.
Hal ini juga berpengaruh dengan pelaksanakan praktek setiap jurusan dan paktek industri yang istilahnya dikenal Dunia usaha (DU) atau Dunia Industri (DI).
Salah satu Guru Produk Kreatif dan Kewirausahaan di SMK Negri 1 Blora, Nunuk Sutristiyanti mengungkapkan dampak pandemi covid 19 berdampak pada kegiatan praktek kerja industri siswa/siswinya, terutama pada perizinan praktek praktek Industri.
Baca juga: Kisah Kiai Sholeh Tinggalkan Kemapanan Demi Mengajar Agama di Desa Terpencil Sragen
Baca juga: Beredar di Medsos, Jadwal Pertandingan PSIS Pekan Ini di Pekalongan, Ini Respons Waketum Panser Biru
Baca juga: DPRD Kota Semarang Minta Penyaluran BLT Minyak Goreng Rampung Sebelum Lebaran
Baca juga: Kecelakaan Motor Vs Truk di Depan Gardu Induk Listrik Ungaran Kabupaten Semarang
"Sangat sulit, terutama pada perizinan praktek, karena aturan pembatasan. Pembelajaran praktek disekolahpun juga sulit terlaksana dan semua dilakukan secara daring, itu kendala yang harus dihadapi baik untuk Guru, Siswa dan DU/DI," ucapnya pada awak media, Selasa (19/4/2022).
Dikatakannya, praktek mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan juga mengalami kendala yang sangat signifikan pelaksanaanya.
Padahal setiap guru mata pelajaran produktif memberikan penugasan untuk praktek.
"Alhamdulillah, teori yang diberikan bisa terbantu oleh adanya WA group kelas, tetapi untuk praktek masih terkendala padahal harus diberikan pada siswa/siswi SMK," ungkapnya.
"Terutama untuk pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan sesuai jurusan dan keahlian masing- masing peserta didik di kelas XII TLAS dan XII TPM di SMK Negeri 1 Blora," terangnya.
Nunuk mengakui kesulitan dalam pembelajaran mapelnya sangat menyiksa.
Bahkan tak ayal memberatkan bagi guru dalam menerangkan penugasan praktek dan tempat praktek yang setiap guru belum tentu memiliki peralatan.
"Untuk praktik, kami harus menjelaskan secara detail pelaksanaan praktiknya dan belum tentu semua memilik peralatannya. Terutama siswa yang harus mengerjakan penugasan sesuai yang diharapkan oleh kurikulum yang mensyaratkan harus tuntas lulus minimal KKM," jelasnya.
Dia berharap berbagai kendala yang dihadapi dalam pembelajaran perlu solusi pemecahan.
Baca juga: Dari 50 Sampel Makanan di Pasar Bitingan, Tujuh Diantaranya Mengandung Zat Berbahaya
Baca juga: Difabel Pekalongan Usul Pelatihan Usaha Bandeng Presto, Endang: Alhamdulillah Pak Ganjar Setuju
Baca juga: Seorang Pria di Tegal Ditangkap Polisi, Sebanyak 320 Hexymer dan 165 Tramadol Berhasil Diamankan
"Ini masalah yang sangat serius dan mendesak karena bisa memberikan jalan bagi siswa/siswi peserta didik dalam pembelajaran dan guru dalam memberikan penularan ilmu pengetahuan terhadap siswa/siswi peserta didik," terangnya.
Ditambahkannya, pembelajaran produk kreatif dan kewirausahaan dalam prakteknya sangat diperlukan secara langsung, serta bisa memberikan bekal setelah lulus dari SMK Negeri 1 Blora.
"Setelah lulus nanti setiap siswa/siswi bisa terjun ke dunia bisnis dan membuka usaha sendiri menciptakan lapangan kerja untuk menjadi wirausaha dan bukan untuk menjadi pegawai," imbuhnya. (*)