Berita Nasional
Alasan Arsjad Rasjid Digulingkan dari Kadin Indonesia, Berseberangan dengan Penguasa saat Pilpres
Arsjad Rasjid tak lagi sejalan dengan penguasa, jadi alasan ia dilengserkan dari Ketua Umum Kadin Indonesia melalui Munaslub, diganti Andindya Bakrie
Arsjad Rasjid tak sejalan penguasa, jadi alasan ia digulingkan dari Ketua Umum Kadin Indonesia, meski mendapat dukungan 21 Kadin dari 35 daerah.
TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Arsjad Rasjid tak lagi sejalan dengan penguasa saat ini, menjadi alasan utama ia digulingkan dari kursi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Terlebih, Arsjad Rasjid merupakan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kemarin.
Walhasil, Arsjad Rasjid berada di kubu berseberangan dengan penguasa saat ini maupun dengan Presiden terpilih.
Baca juga: Digulingkan dari Ketua Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid Diusir dari Menara Kadin dan Dintimidasi
Demikian diungkapkan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno.
Adai menilai hal itulah yang membuat Arsjad digulingkan dari kursi Ketum Kadin melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dan digantikan oleh Anindya Bakrie, anak dari tokoh senior Golkar, Aburizal Bakrie.
"Ya saya kira memang belakangan ini persoalan Kadin itu dikait-kaitkan dengan persoalan politik ya."
"Terutama soal siapa yang punya kedekatan dan akses secara politik terhadap kekuasaan hari ini, maka dia-lah yang kemungkinan akan memenangi bangku kekuasaan," ujar Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/9/2024).
"Arsyad memang dulu bagian dari pemerintah ya. Tapi karena posisinya di Pilpres 2024 ini, sepertinya kalah pilpres, tidak lagi satu napas dengan kekuasaan hari ini," sambungnya.
Menurut Adi, keputusan politik Arsjad dalam Pilpres 2024 membuatnya rentan tergoyang dari kursi Ketum Kadin melalui Munaslub.
Terlebih, Ketum Kadin yang baru, Anindya Bakrie, dianggap lebih dekat dengan kekuasaan dan pemenang Pilpres 2024.
"Itu artinya, organisasi terkuat secara ekonomi sekalipun di negara ini masih ada kaitannya dengan urusan kekuasaan."
"Bahkan unsur-unsur politik dan unsur kekuasaan dinilai sangat kentara dalam konteks ini," jelas Adi.
Adi juga menekankan pentingnya organisasi ekonomi, politik, sosial, dan agama bersikap independen dari unsur politik agar tidak mudah terguncang oleh perubahan kekuasaan.
"Yang membuat publik berspekulasi dikaitkan dengan politik ya karena memang Arsjad itu tak lagi bagian dari kekuasaan hari ini dan secara politik di Pilpres 2024 ini kalah," katanya.
| Beredar Surat Pemecatan Gus Yahya, Waketum: Bukan Surat Resmi PBNU |
|
|---|
| 'Dulu Kritik Tambang, Sekarang Ribut', Mahfud MD Respons Pergolakan PBNU |
|
|---|
| Ihwal Dinamika PBNU, Waketum Amin Said Husni: Jalan Satu-satunya Islah |
|
|---|
| Katib Syuriah PBNU: Ultimatum Rais Aam Tak Lazim, Islah Paling Rasional |
|
|---|
| Sofwan PDIP Harap RUU Komoditas Strategis Bangkitkan Industri Tembakau Nasional |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/Ketua-Kadin-Indonesia-periode-2021-2026-Arsja-Rasjid-dan-kolega.jpg)