Berita Pekalongan

Jelang Lebaran, Omset Sarung Batik Pekalongan Produksi Imam Melonjak hingga 100 Persen

Ramadan hingga jelang lebaran, permintaan terhadap sarung batik khas Pekalongan meningkat pesat. Bahkan, sarung batik produksi Imam meningkat 100%

TribunMuria.com/Ipeh
Beberapa motif sarung batik khas Pekalongan yang diproduksi di Desa Kwagean, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. 

TRIBUNMURIA.COM, PEKALONGAN - Permintaan sarung batik Khas Kabupaten pekalongan, Jawa Tengah saat momen menjelang lebaran seperti saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Hal ini juga pastinya menjadi angin segar bagi para pengrajin sarung batik di Pekalongan.

Industri sarung batik di Kabupaten Pekalongan belakangan ini mulai kembali menggeliat, ditambah lagi saat bulan Ramadan dan menjelang lebaran.

Salah satu perajin sarung batik di Desa Kwagean, Kecamatan Wonopringgo yakni Imamul Muttaqin, mengatakan dibandingkan dengan tahun lalu, penjualan sarung dengan motif batik meningkat 100 persen.

Dirinya mengaku bisa memproduksi sebanyak 250 kodi sarung motif batik pada tahun ini.

Peningkatan penjualan tersebut juga didukung dengan pemasaran yang dilakukan secara daring atau memanfaatkan platform media sosial dan e-commerce.

"Alhamdulillah dari tahun ke tahun ada peningkatan ya, terlebih kita marketingnya semuanya lewat online."

"Jadi tahun ini juga lebih bagus dari tahun kemarin. Peningkatannya dari tahun sebelumnya 50 persen -100 persen, sangat signifikan," ungkap Imam pada Tribunmuria.com, Jumat (29/3/2024).

Industri sarung batik di Kabupaten Pekalongan memang berbda dengan industri kerajinan batik lainnya, karena pada sarung batik memiliki 2 jenis pengerjaan yaitu cap dan juga tulis.

Ada pula yang merupakan kombinasi dari kedua teknik tersebut, sehingga tersedia berbagai macam motif batik.

Tidak hanya itu, sarung batik yang di produksi Imam juga memiliki kualitas bahan dan detail yang sangat bagus, dan juga memiliki keunikan tersendiri yaitu dari berbagai motif yang di keluarkannnya dalam setiap serinya, ada makna dan juga cerita dibaliknya.

Hal ini dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada para konsumen dan menjaga reputasi batik Pekalongan yang sudah terkenal hingga mancanegara.

"Setiap motifnya kita memiliki keunikan yaitu ada makna dan juga cerita di baliknya."

"Selain itu juga kita menggunakan aksara jawa sebagai motifnya yang jarang sekali ditemui di motif batik."

Motif-motif yang diambil, kata dia, juga kebanyakan dari naskah-naskah kesustraan Jawa lama.

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved