Cerita Warga Mintobasuki Pati, Jadikan Sampan Alat Transportasi saat Desanya Terendam Banjir

Warga Mintobasuki, Kecamatan Gabus, Pati, selalu sedia sampan di saat musim hujan. Sampan itu jadi alat transportasi vital saat desa mereka terendam banjir. Seperti apa?

TRIBUNMURIA.COM, PATI - Desa Mintobasuki, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, termasuk wilayah yang kebanjiran dengan kondisi terparah di Kabupaten Pati.

Sekretaris Desa Mintobasuki, Abdul Mustaji, mengungkapkan bahwa hingga Jumat (15/3/2024), banjir masih merendam permukiman warga. 

Ketinggian air yang masuk ke dalam rumah mencapai sekitar 50 cm.

"Hingga hari ini banjir telah merendam pemukiman warga, dua bangunan musala, balai desa, dan sekolah. Balai desa sudah terendam sejak kemarin," ujar dia.

Abdul mengatakan, sejak kemarin, belum ada warga yang berencana mengungsi ke tempat lebih aman.

Mereka masih memilih bertahan di rumah masing-masing demi menjaga barang berharganya. 

Untuk membantu mobilitas warga di tengah kepungan banjir, ada perahu kayu milik warga yang disiagakan.

"Belum ada bantuan perahu. Sementara ini hanya ada perahu milik warga yang boleh dipinjam untuk membantu aktivitas," kata dia.

Berdasarkan data situation report (sitrep) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, per Jumat (15/3/2024) pagi terdapat 170 rumah dan 391 jiwa yang terdampak banjir di Desa Mintobasuki.

Selain itu ada 60 hektare sawah yang terendam. Seluas 25 hektare di antaranya merupakan sawah padi siap panen. Selebihnya masih padi muda.

Ada pula perkebunan tebu seluas 14 hektare yang terendam banjir.

Total kerugian akibat terendamnya sawah padi dan tebu di Desa Mintobasuki diperkirakan mencapai Rp 800 juta.

Fasilitas umum desa meliputi jalan sepanjang 1,3 kilometer dan dua bangunan musala juga terendam banjir dengan kedalaman antara 5 hingga 40 cm. (mzk)