Pilpres Blora

Berkah Cuaca Panas Ekstrem bagi Perajin Arang di Blora, Produksi Meningkat 100 Persen

Musim kemarau dan cuaca panas ekstrem membawa berkah bagi para perajin arang di Blora. Mereka bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 100 persen.

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Ahmad Mustakim
Perajin arang di Randublatung saat membongkar rumbuk setelah dua hari dilakukan pembakaran. 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Musim kemarau membawa dampak kekeringan yang luar biasa di sejumlah wilayah di Kabupaten Blora

Namun, di sisi lain, sejumlah pengrajin bahan bakar arang di Dukuh Keruk, Kelurahan Randublatung, Blora, mengaku mampu meningkatkan produksi arang hingga 100 persen dibandingkan pada musim hujan.

Salah seorang pengrajin, Sarman mengaku, dalam sekali rumbuk (proses pembakaran kayu), mampu memproduksi 120-150 sak arang siap pakai.

"Setiap dua hari sekali bisa bakar dan bongkar, dalam seminggu bisa 3 kali rumbuk," ucap Sarman, Rabu (18/10/2023).

Pria berusia 43 tahun ini mengatakan, jika di musim penghujan, paling hanya bisa produksi pembakaran sekali dalam seminggu. 

"Karena hujan, mempengaruhi produksi, tanahnya lembab dan basah," imbuh ayah satu anak ini.

Ayah satu anak ini menjelaskan, arang produksinya sudah memiliki pengepul tersendiri.

Pembeli biasanya memilih arang dengan bahan limbah jati. 

"Dalam sekali kirim bisa mencapai 400 sak, dengan harga jual 13 ribu per saknya," jelasnya.

Saat disinggung omsetnya setiap pulan, Sarman yang mengaku baru memulai bisnis ini setahun yang lalu, bisa mencapai puluhan juta rupiah. 

"Lumayan lah hasilnya. Kadang saya juga membeli produksi Arang para tetangga," pungkasnya.

Sarman bukan satu-satunya pengrajin arang di daerahnya. 

Dirinya merupakan satu dari puluhan perajin yang ada.

Bambang salah satunya, lelaki yang juga memproduksi dalam partai besar ini juga tidak jauh berbeda dengan yang dialami Sarman.

"Kalau musim kemarau begini hasilnya jauh lebih besar lah dibanding musim hujan," ucapnya.

Dirinya berharap harga jual arang bisa mengalami kenaikan. 

Bambang mengaku, bahan baku juga termasuk mahal. 

"Limbah jati satu ritnya mencapai 1 juta rupiah," ungkapnya. (kim)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved