Sejarah
Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Diketik Sayuti Melik Pakai Mesin Tik Perwira Nazi
Tahukah kamu, naskah prokamasi kemerdekaan RI diketik pakai mesin tik perwira Nazi Jerman, Naskah Proklamasi Otentik diketik berulang Sayuti Melik.
Hasil ketikan dibawa ke ruang rapat
Setelah berbagai perbaikan dilakukan, Sayuti Melik meninggalkan draf naskah yang ditulis tangan Soekarno di atas meja tempat mesin tik.
Kemudian hasil ketikan teks proklamasi dibawa ke ruang rapat, dibacakan di depan para peserta rapat, hingga akhirnya disetujui dan ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.
Naskah proklamasi ini yang hingga kini disebut sebagai Naskah Proklamasi Otentik.
Sementara, naskah yang ditulis tangan Soekarno disebut sebagai Naskah Proklamasi Klad.
Naskah proklamasi itu lantas dibacakan Soekarno didampingi Hatta di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta Pusat di hari yang sama dengan tanggal pengetikkan, tepatnya pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
Meski peristiwa ini sudah terjadi sekitar 78 tahun lalu, masyarakat Indonesia kini masih bisa melihat mesin tik yang dipakai untuk mengetik teks proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Menteng, Jakarta Pusat.
Museum ini dulunya merupakan rumah Laksamana Maeda yang merupakan seorang Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang.
Bangunan ini, pada Jumat 17 Agustus, 78 tahun silam, dijadikan sebagai tempat merundingkan kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Sukarni, dan Burhanuddin Muhammad Diah.
Adapun suasana perumusan naskah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 lalu, begitu juga aksi Sayuti Melik mengetikkan teks proklamasi, bisa disimak dalam film dokumenter yang diunggah Museum Perumusan Naskah Proklamasi berikut ini. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Mesin Tik Teks Proklamasi, Dipinjam dari Perwira Nazi Malam-malam
| Jejak Komunitas Yahudi di Kota Semarang, Ada Makam di Bergota yang Usianya Hampir 100 Tahun |
|
|---|
| Masjid Menara Kampung Melayu, Usianya 221 Tahun, Perpaduan Arsitektur Arab, Melayu dan Jawa |
|
|---|
| Usia Hampir Satu Abad, Ini Sejarah Centrale Buzgerlijke Ziekewsichting yang Jadi RSUP Dr Kariadi |
|
|---|
| Solo Pernah Diterjang Banjir Bandang Tahun 1966, Puluhan Warga Tewas, 1000 Lainnya Alami Luka |
|
|---|
| Nestapa Pribumi Gegara Kebijakan Eigendom Era Kolonial, Kakek Jumani Harus Sewa Lahan Milik Sendiri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/Naskah-Proklamasi-Otentik-yang-diketik-Sayuti-Melik.jpg)