Berita Pati
Warga Pati Salat Iduladha di Teras Gereja Kristen Muria Indonesia Winong, Takmir Masjid: Sudah Biasa
Warga Desa Winong, Pati, melaksanakan salat Iduladha di teras Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI). Ketua takmir masjid: sudah biasa toleransi
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, PATI - Sejak pukul 06.00 WIB, masyarakat mulai berdatangan ke Masjid Al-Muqorrobin, Jalan Kolonel Sunandar Gang 6, Desa Winong, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Kamis (29/6/2023).
Masyarakat muslim hendak menunaikan salat iduladha 1444 H.
Sebelum area dalam bangunan masjid penuh, sebagian jemaah pria tampak menempatkan diri di pelataran Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Winong yang telah digelari tikar.
Tepat pukul 06.30, salat Iduladha berlangsung dengan khidmat.
Rangkaian ibadah salat dan khotbah iduladha berlangsung sekira 15 menit.
Masjid Al-Muqorrobin memang lokasinya berhadapan dengan GKMI Winong.
Bahkan, kedua tempat ibadah ini tersambung oleh kanopi yang sama.
Kanopi tersebut menaungi jalan selebar kurang-lebih lima meter yang memisahkan kedua bangunan.
Pemandangan ini bukan hal baru bagi warga setempat.
Sudah berpuluh tahun mereka hidup dalam harmoni dan toleransi.
Pelataran gereja selalu tersedia untuk jemaah salat id.
Karena memang bangunan masjid kurang memadai untuk menampung seluruh jemaah salat.
"Memang kerukunan antarumat beragama sudah berlangsung sejak lama. Jemaah salat id kurang-lebih 500-an orang."
"Sudah biasa pelataran gereja dipakai untuk salat sebagian jemaah salat id," ujar Ketua Takmir Masjid Al-Muqorrobin, Santrimo.
Dia menambahkan, pernah suatu ketika salat id dilaksanakan hari Minggu.
Ketika itu, Pendeta GKMI Winong Didik Hartono menghubunginya dan mengatakan bahwa ibadah gereja diundur waktunya jadi pukul 09.00, setelah rangkaian ibadah salat id tuntas.
Adapun pihak masjid juga menunjukkan toleransi saat melakukan pembagian daging kurban.
Warga nonmuslim, termasuk pendeta, juga dapat jatah daging kurban.
Selama ini, masjid dan gereja juga saling berbagi tempat parkir.
"Memang warga sudah saling mengerti. Umat Islam dan Kristiani menjalankan ibadah masing-masing dengan saling menghormati tanpa saling mengganggu," tandas dia.
Dihubungi lewat panggilan video, Pendeta GKMI Winong, Didik Hartono, mengatakan bahwa selama ini masjid dan gereja memang selalu menunjukkan gambaran hidup bersaudara dalam toleransi.
"Salah satunya kami wujudkan saat salat idulfitri maupun iduladha."
"Kami mempersilakan teras gereja dipakai salat id untuk saudara Muslim."
"Tekad kami dan juga pihak masjid, ini menjadi cara kami hidup bersama dalam semangat toleransi," ungkap Didik.
Menurut dia, praktik toleransi di Desa Winong ini sudah berlangsung puluhan tahun.
"Saya hidup di Pati, melayani di GKMI Winong sudah 20 tahun."
"Selama itu pula sikap toleransi muncul. Hanya saja, semakin ke sini semakin erat dan semakin indah," tutur Didik.
Menurut Didik, pemasangan kanopi yang menghubungkan bangunan masjid dan gereja sekira delapan tahun lalu juga menjadi simbol semakin eratnya hubungan harmonis antara umat Islam dan Kristen di Desa Winong. (mzk)
| Sudewo Tolak Mundur, Demo Besar-besaran Tuntut Bupati Pati Lengser Ricuh |
|
|---|
| DPRD Pati Bentuk Hak Angket dan Buka Peluang Pemakzulan Bupati Sudewo |
|
|---|
| Sudewo Batalkan Kenaikan PBB 250 Persen, Warga Pati Tetap Gelar Aksi Demo |
|
|---|
| YDIB Gelar Vaksinasi Influenza dan Beri Susu untuk Anak Pekerja BRI Pati: Penting Jaga Kesehatan |
|
|---|
| Viral Warga Pati Temukan Uang Dibungkus Plastik di Kali, Berikut Pengkuan Romdloni |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/warga-pati-salat-iduladha-di-teras-gereja.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.