Berita Kudus

Gunungan Hasil Bumi Japan Kudus Diarak Keliling Desa, Angkat Potensi Wisata Lokal

Ratusan warga Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus mengarak gunungan hasil bumi, Minggu (4/6/2023).

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Muhammad Olies
Tribunmuria.com/SAIFUL MA'SUM
Warga Desa Japan berebut gunungan hasil bumi dalam rangka sedekah bumi, Minggu (4/6/2023) 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Ratusan warga Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus mengarak gunungan hasil bumi, Minggu (4/6/2023).

Kirab gunungan hasil bumi ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Desa Japan

Kirab gunungan hasil bumi ini disisipkan dalam tradisi budaya sedekah bumi yang biasa diperingati oleh warga Japan setiap tahunnya. 

Sedekah bumi dilaksanakan setiap bulan apit sekali dalam setahun. 

Wakil Ketua Desa Wisata Japan, Restu Anugrah Permadi menyampaikan, sedekah bumi di Desa Japan biasanya hanya dimeriahkan dengan bancaan atau selamatan dan pertunjukan wayang kulit. 

Namun, pada tahun ini dikemas lebih meriah dengan menggabungkan festival atau kirab gunungan hasil bumi warga Desa Japan.

Seperti jagung, ketela, tomat, pisang, kacang, sayur-sayuran, dan aneka buah lainnya. 

"Sedekah bumi ini dibuka Sabtu malam dengan pertunjukan panembromo atau paduan suara bahasa Jawa oleh ibu-ibu Japan dan pentas wayang kulit. Kemudian paginya dilanjutkan kirab gunungan," terangnya, Minggu (4/6/2023).

Baca juga: Angkat Tradisi Sedekah Kupat dalam Festival Budaya Sunda Cilacap, Ada Kirab Gunungan Kupat

Baca juga: Momen Sedekah Bumi Desa Kawak Jepara, Dimeriahkan Atraksi Sepakbola Api

Baca juga: Sedekah Bumi Grebeg Kelurahan Bangkle hingga Berebut Gunungan di Makam Leluhur Astana Sentana Putra

Kepala Desa Japan, Sigit Tri Harso menambahkan, kirab budaya diikuti ratusan warga dengan menempuh jarak sekitar 500 meter. 

Gunungan kirab dibuat dari hasil bumi yang semuanya dibawa oleh masyarakat sekitar. 

Setelah dikirab, lanjut dia, hasil bumi yang sudah diarak dikembalikan lagi kepada masyarakat sebagai simbol kemakmuran bersama. 

"Setelah kirab, kami juga adakan seminar atau pelatihan membatik dari Desa Wisata Japan. Ada juga pertunjukan musik, atraksi pencaksilat, rebana, dan tari," ujarnya. 

Sigit menyebut, minimnya sosialisasi menjadi catatan dan evaluasi agar perayaan yang sama bisa lebih meriah di tahun-tahun ke depan. 

Pihaknya ingin, ajang tahunan ini menjadi wadah dalam mengenalkan Desa Japan kepada masyarakat lebih luas. Utamanya terkait desa wisata, dan berbagai potensi daerah lainnya yang melimpah. 

Sigit menyebut, gunungan hasil bumi sebagai bentuk rasa syukur atas keberkahan yang selama ini sudah didapatkan warganya. 

Hasil pertanian dan perkebunan di Desa Japan sudah mampu menghidupi kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya. 

"80 persen masyarakat Japan adalah petani sawah dan kebun. Sehingga hasil buminya sangat melimpah dan berkualitas. Ini potensi lokal yang bisa dioptimalkan untuk membawa Desa Japan lebih maju lagi," tuturnya. (Sam)
 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved